on Rabu, 01 April 2020
Hari Rabu 21 Agustus 2019. Kami bertiga (Oki, Saya dan Rizal) tidak biasanya pulang terburu-buru, sebelum jam setengah lima sore Kami sudah siap untuk pulang. Jam empat lewat dua puluh menit Rizal memesan GrabCar, Oki dan Saya mengecek ransel masing-masing. Hari itu Kami bertiga berencana berangkat berlibur ke Kota Malang. Situasi jalan Ibu Kota tidak terlalu macet sore itu, perjalanan kami hanya sedikit tersendat disekitar Mall Grand Indonesia karena ada perbaikan halte TransJakarta. Jam lima lewat beberapa menit akhirnya Kami sampai Stasiun Gambir dan tepat jam lima lewat empat puluh menit kereta Kami berangkat. Perjalanan dari Stasiun Gambir ke Stasiun Malang Kota ditempuh selama empat belas jam dua puluh enam menit, sampai di Stasiun Malang Kota kami bersih-bersih dan dilanjutkan dengan mencari sarapan. Akhirnya Kami putuskan untuk sarapan dengan menu Bakso Cwi Mie Edan, bodohnya Kami bertiga sama-sama tau arti dari "Edan" itu pedes padahal Oki (Orang tuanya asli Padang tempat muasal gulai kepala kakap diracik) dan Rizal (Anak asli Cimahi keturunan Tasikmalaya tempat bakso terenak di tanah Parahyangan berasal) sama sekali engga suka makanan pedes.

Selesai sarapan Kami bertiga berjalan kaki ke Kampung Warna Warni Jodipan untuk melakukan "sesi pemotretan" dibeberapa lokasi, setelah puas Kami lanjutkan perjalanan ke tempat Kami akan menginap di Kapal Garden Hotel daerah Sengkaling. Kami bertiga berlibur selama empat hari tiga malam. Mengujungi Museum Angkut dan Batu Night Spectacular dihari pertama, tidak lupa malamnya makan Ketan Legenda di Alun-alun Batu. Hari kedua dihabiskan di Eco Green Park, Batu Secret Zoo dan Museum Satwa. Hari ketiga dinihari Kami dingin-dingin naik mobil Jeep ke Gunung Bromo, pulangnya makan Rawon Nguling di Klojen. Hari keempat waktunya Kami pulang ke Jakarta, tapi karena Oki salah pesan tiket pesawat akhirnya Oki pulang duluan. Pagi-pagi Oki udah berangkat ke Bandara, jadi ga sempat nyobain Bakso President samping rel kereta. Saat Saya dan Rizal lagi makan Bakso, Oki udah rebahan di rumahnya daerah Klender Jakarta Timur.

Menunggu KA Gajayana berangkat ke Kota Malang, Rabu (21/08/2019)

Hari Rabu 18 Maret 2020. Sekitar jam tujuh pagi lewat beberapa menit Rizal terima telpon dari Adenya Oki, buru-buru Rizal ajak Saya ke ruang rapat Improvement. Dan hari itu Saya patah hati lagi, akan menjadi salah satu patah hati terberat Saya selama ini. Sambil nangis Adenya Oki memberi kabar Abangnya meninggal, pecahlah tangisan Rizal. Setelah mencerna semua informasi dan sebisa mungkin mengelola perasaan, Saya kembali ke ruang kerja untuk memberi kabar teman-teman yang lain. Ruang rapat Improvement yang pagi itu belum sempat dinyalakan lampunya berkumpul teman-teman satu Department, saling terisak dan saling menguatkan. Gelap. Pagi itu Oki akhirnya menyerah melawan penyakit Hepatitis yang dideritanya dan entah sebagai tanda atau hanya kebetulan, Saya dan Rizal hari itu memakai batik yang sama persis dengan batik yang Kami berdua pakai ke Malang bulan Agustus tahun kemarin.

Tepat seminggu sebelumnya Saya dan Rizal sempat nengok Oki ke rumahnya. Karena jujur saja Kami dan teman-teman di kantor khawatir dengan keadaan Oki. Minggu itu memang Oki sedang ngambil cuti block leave untuk istirahat setelah sebelumnya bolak-balik engga masuk karena sakit. Hari sebelumnya, Selasa jam setengah sebelas malam Oki sempat chat Saya yang isinya "Skrng mas? Kmn? Biar lu liat lngsng kondisi gw gmn". Besoknya, hari Rabu pagi Rizal dapet telpon dari Oki dengan suara obrolan yang lemah dan kurang jelas. Karena dua alasan itulah Kami sangat khawatir dengan keadaan Oki.

Setelah selesai solat Asar akhirnya Saya dan Rizal berangkat untuk menengok Oki. Sesampainya di rumah Oki, Kami diantar masuk kedalam kamarnya dilantai dua. Akhirnya Kami ketemu Oki setelah seminggu engga bertemu, kondisi Oki diluar dugaan. Awalnya teman-teman kantor memaksa Oki untuk ambil cuti block leave agar Oki bisa istirahat sampai betul-betul sehat dan setelah itu baru beraktivitas di kantor lagi, karena sebelumnya wajah Oki kelihatan pucet dan lemah tetapi masih memaksakan untuk masuk kerja. Tetapi yang Kami lihat sore itu kondisi Oki bukannya semakin sehat, malah semakin lemah. Badan Oki semakin menyusut, mukanya pucat, tangannya gemeter seperti kedinginan, matanya sayu, tumbuh kumis dan jenggot (selama ini Oki selalu mencukur habis).

Saya dan Rizal duduk samping kasur tempat Oki tiduran, ditemani Mamanya kurang lebih empat puluh menit kami berada dirumahnya. Sambil ngobrol Saya kipasin Oki karena Oki aga kegerahan, disitu akhirnya Kami tahu apa yang dirasakan dan disembunyikan Oki selama ini. Mamanya Oki cerita sebetulnya beberapa hari sebelum Oki ambil cuti block leave Oki udah kepayahan, Oki ga bisa tidur sama sekali dan masih memaksakan untuk berangkat kerja paginya. Orang tua Oki sudah melarang, tapi Oki sempat marah kekeuh pengen tetap berangkat kerja dan akhirnya Bapaknya Oki yang antar berangkat ke kantor. Saat perjalanan pulang Saya dan Rizal sepakat akan jelasin kondisi kesehatan Oki sesungguhnya hanya kepada Department Head dan Kepegawaian saja, untuk teman-teman yang lain Kami beritahu kalau Oki masih butuh istirahat lebih & minta do'anya agar segera sehat lagi.

Jenguk Oki di RS Yadika Pondok Bambu, Rabu (29/01/2020)

Hari Rabu 26 Februari 2020. Beberapa teman satu Team pergi ke Mall Grand Indonesia menggunakan MRT berangkat dari Stasiun Istora Mandiri, Oki pun ikut. Saat itu Kami baru saja dapet bonus akhir tahun dari kantor, jadi kami sedikit merayakannya dengan makan Sushi bersama-sama. Saya seneng liat Oki setelah dua kali enggga masuk dari awal tahun karena sakit. Disitu Oki terlihat seger sekali dan makannya pun lahap, tertawa riang. Seperti biasa Oki hanya ikut tertawa saja tanpa menyumbangkan satupun lawakan atau cerita. Saya dan teman-teman termasuk Oki duduk, bercerita, bercanda, tertawa sampai restoran Sushi sepi pengunjung dan sisa hanya Kami saja. Karena engga enak dengan pelayan restoran, jam sepuluh malam kurang lima belas menit akhirnya Kami putuskan untuk pulang. Obrolan terakhir yang Kami bahas adalah tetang tipe pasangan yang disukai, Oki sebut aktris sinetron Dinda Kirana merupakan tipe perempuan yang disukainya.

Hari Selasa 03 Maret 2020. Team Leader Kami mengajak anggota satu tim untuk makan bersama ke Mall Pacific Place sekaligus acara pelepasan salah satu teman karena pindah tim. Oki dan Saya berangkat belakangan, menyusul teman-teman lain mengggunakan Shuttle Bus SCBD. Kondisi Oki sepertinya drop lagi, dari hari Senin pagi semenjak datang wajah Oki sudah pucet. Makanan yang dipesan Oki pun ga habis, setengahnya dibagi ke Saya. Padahal minggu itu rencananya Oki mau mulai berangkat kerja pakai motor sendiri lagi engga diantar Bapaknya. Dan rencana Saya mau antar Oki beli sepatu ke Kemang pun batal. Besoknya hari Rabu Oki semakin lemah dan itulah mengapa Kami memaksa Oki untuk mengambil cuti block leave.

Makan bersama di Mall Pacific Place, Selasa (03/03/2020)

Awal bulan memang masa-masa sibuk bagi tim Kami, kebalikan dari teman-teman Department yang lain. Tanggal satu sampai dengan tanggal dua belas adalah periode pelaporan data-data informasi debitur ke regulator yang dilaporkan oleh tim Kami. Dan mungkin itu alasan Oki masih memaksakan diri untuk masuk kerja padahal kondisi tubuhnya sedang tidak sehat. Saat Oki cuti block leave Kami beberapa kali chatting dan yang Oki bahas masih tentang pekerjaan di kantor. Terakhir Oki minta saran dan review Saya tentang materi Rabu Belajar yang dibuatnya. Oki rencananya akan menjadi pemateri Rabu Belajar di Department Kami, memang sebelumnya Saya pernah kasih ide Oki untuk bawain materi Podcast nya Raditya Dika mengenai Tips Ngatur Duit Untuk Pemula dan Gimana Caranya Kaya yang dibawain Raditya Dika bersama Mas Teguh dan Ligwina Hananto.

Sekarang Saya sangat menyesal engga bantuin Oki ngebuat materi Rabu Belajarnya.

Saya melihat kembali pada lima tahun terakhir ini, waktu dimana Saya kenal dengan Oki. Kebetulan Saya dan Oki sama-sama masuk kerja tahun dua ribu lima belas, hanya beda bulan saja. Saya dengan Oki teman dekat apalagi semenjak awal tahun ini meja kerja Kami sebelahan, rasanya sangat aneh melihat meja sebelah kosong engga ada Oki lagi. Biasanya Saya sering banget becandain atau gangguin Oki tetapi Oki sama sekali engga pernah marah, kalau dibecandain atau digangguin Oki cuma ketawa-tawa aja dan bilang "Apa sih Mas". Oki orang yang baik banget, engga pernah buat masalah. Oki cenderung pendiam orangnya, sekalinya pengen becanda Oki salah orang. Pernah beberapa tahun yang lalu di toilet Oki cipratin air ke Department Head, lucunya Oki engga minta maaf malah lari kaya anak-anak abis isengin temennya. Setelah ditanya ternyata Oki awalnya mau ngagetin Rizal karena dari suara sepatu yang Oki denger mirip suara ketukan sepatu Rizal, eh yang dateng Department Head dan air sudah terlanjur dicipratkan. Mendengar cerita seperti itu Department Head engga marah, malah balik becandain Oki dan teman-teman yang dengar pun akhirnya tertawa.

Oki anak yang baik. Pemberi warna kehidupan untuk Kami, teman-temannya.

Rizal ngisengin Oki, Kamis (02/01/2020)

Hari Rabu 18 Maret 2020. Oki rencananya akan dimakamkan di Padang sesuai pesan sebelum Oki meninggal. Jam sebelas siang jenazah Oki tiba dirumahnya, sudah rapih dikafani dan dimasukkan kedalam peti jenazah. Setelah selesai disolatkan jam setengah dua belas siang jenazah Oki berangkat ke Bandara Soekarno Hatta untuk diterbangkan ke Padang. Teman-teman yang tidak sempat datang melayad ke rumah Oki akhirnya menyusul ke Bandara untuk mengantar jenazah Oki berangkat. 

Saat menunggu kedatangan jenazah Oki dirumahnya Saya sempat mengobrol dengan dua ibu-ibu tetangganya Oki, mereka menyebut dirinya Bude. Ternyata Bude melihat Saya dan Rizal saat Kami berdua menjenguk Oki seminggu yang lalu. Sambil berlinang air mata mereka menceritakan banyak sekali kebaikan Oki tanpa satupun menjelaskan kejelekannya, Bude bercerita mereka pernah dibelikan sate padang saat Oki menerima gaji pertamanya. Selama sakit Bude beberapa kali buatin agar-agar dan beliin buah pisang kesukaan Oki. Mamanya Oki pun sempat bilang ke Kami, Oki engga pernah nyusahin. Kalau Oki makan enak pada saat di kantor Oki pun akan membelikan makanan yang sama untuk Orang Tua dan kedua Adenya dirumah.

Selama Saya mengenalnya, Oki orang yang pekerja keras dan profesional. Keluarga dan pekerjaan adalah gairahnya, saat-saat terakhir pun yang dipikirkan Oki hanya keluarga dan pekerjaannya. Saya berterimakasih kepada Oki sudah bisa mengenalnya, Oki pandai sekali menyembunyikan banyak kebaikan. Banyak hal baik tentang Oki yang baru Saya dengar saat Oki udah engga ada. Oki engga pernah mau merepotkan orang lain, saat sakitpun Oki engga pernah ngeluh. Keluarganya pasti sangat bangga sama Oki. Pernah Saya ngobrol berdua dengan Oki, Saya tanya ke Oki kenapa engga pernah marah kalau diisengin atau dibecandain temen-temen ? Oki jawab "Gue engga bisa Mas"

Oki pulang ke Jakata, Minggu (25/08/2019)

Hari ini tepat dua minggu Oki pulang ke Padang, pulang ke tempat istirahat terakhir yang dimintanya. Kemarin-kemarin Oki engga bisa tidur, sekarang Oki bisa tidur nyenyak dan engga kesakitan lagi. Oki sudah menyiapkan kepulangannya dengan sebaik-baiknya, semenjak pulang dari berlibur ke Malang Oki setiap Rabu malam rutin ikut pengajian di Mesjid Al-Azhar. Selesai solat Oki selalu berdo'a dengan sangat khusu, sempat Saya becandain "Oki lagi minta jodoh yah ?"

Oki pulang duluan untuk ketemu Allah SWT ninggalin Saya, Rizal dan teman-teman yang lain. Tapi Kami tau ini adalah yang terbaik untuk Oki. Makasih untuk semua kenangan yang udah dibuat. Makasih atas raga yang hadir untuk saling menyemangati. Makasih atas hati yang lembut untuk saling menguatkan. Makasih untuk telinga yang peka mendengar keluh kesah tanpa satupun kata resah. Maafin Saya banyak salah sama Oki, istirahat yang tenang yah Ki...

Oki anak Baik, Surga terbaik untuk Oki...

Oki saat sunrise di Gunung Bromo, Sabtu ((24/08/2019)

Oki, Saya dan Rizal di Gunung Bromo, Sabtu (24/08/2019)
on Kamis, 19 September 2019
Setelah sekian lama akhirnya Saya menulis lagi. Kalau dilihat dari timeline tepat dua tahun yang lalu Saya terakhir menulis di Blog ini dan alasan untuk menulis itu selalu sama, ada yang menggelitik dihati ini yang ingin Saya ceritakan. Saya menulis cerita ini di Ibu Kota yang sedang dilanda cuaca kurang baik, udaranya tidak sehat dan membuat tenggorokan Saya selalu kering dan hidung terasa mampet.

Harus diakui saat ini dunia semakin berkembang dan terus akan maju, informasi dengan sangat mudah disampaikan melalui banyak saluran media. Saya yang pada dasarnya ingin selalu tahu hal apapun pada akhirnya keteteran dengan banyaknya informasi yang berseliweran dengan cepat, bahkan bisa dengan hitungan detik informasi dapat berubah dan bertambah. Dari sekian banyak informasi yang ada, Saya temukan satu istilah yang menarik yaitu: Sapioseksual. Saya banyak menemukan istilah tersebut di media social. Apa itu Sapioseksual ? Dikutip dari vice.com/id_id Sapioseksual adalah sebutan bagi orang-orang yang menganggap kecerdasan sebagai aspek paling berharga dalam hubungan asmara. Sapioseksual didefinisikan sebagai orang yang menganggap kecerdasan adalah hal yang paling menarik saat menyukai orang lain. Hal paling sederhana dari Sapioseksual adalah mencari pasangan yang memberikan percakapan menarik.

Saya tidak ingat atau kapan menyadari kalau diri Saya masuk dalam kategori Sapioseksual, sepertinya dimulai pada saat kuliah beberapa tahun yang lalu. Namun Saya merasa lebih mengetahuinya ketika masuk didunia kerja. Terlebih bukannya sombong, sekarang Saya bekerja disalah satu perusahaan terbesar di Negara ini dimana hanya orang-orang terbaik yang akan diterima untuk bekerja diperusahaan ini. Sehingga banyak orang-orang berotak cemerlang Saya temui. Namun lucunya tidak hanya ada orang pintar secara intelektual saja, pintar pada "mulut" nya pun ada ternyata disini. Maksudnya orang yang hanya pintar cari perhatian dan cari "muka" saja, namun pengetahuannya minim. Dan Saya selalu tidak nyaman bertemu dengan sosok orang seperti ini karena sering bikin ulah yang merugikan orang lain.

Saya selalu tertarik dengan perempuan yang berprestasi, penuh pengetahuan, tetapi tetap rendah hati. Perempuan yang memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan baik serta pintar mengelola emosinya. Dan beruntungnya kemarin Saya bertemu dengan Kamu.

"Pertemuan" yang datang dari unsur ketidak sengajaan yang pada akhirnya menjadi saling sapa, saling tanya, saling cerita. Saya yang terbiasa sendiri ini, hari-harinya menjadi lebih seru. Saling bercerita tentang hari yang Kita lalui, menertawakan banyak lelucon bersama, saling berbagi informasi, dan mendiskusikan berbagai banyak topik. Saya tidak akan perhan bosan dengan semua yang Kamu sampaikan, keluh kesahmu, serta intensitas dalam setiap obrolan. Dibanyak obrolan yang Kita lalui sebenarnya Saya berusaha mengenal sifatmu yang asing, beberapa kali juga Saya harus belajar keras untuk mengerti. Namun disitu Saya juga mulai menumbuhkan perasaan.

Saya ingat pertama kali kita "bertemu", jika Saya hitung sampai dengan Saya selesai menulis tulisan ini kurang lebih enam bulan berlalu. Setelah perkenalan Kita pada waktu itu, Saya melihat Kamu adalah orang yang cantik tapi ini semata bukan tentang parasmu, ada hal lain yang membuat Saya tertarik. Kamu begitu cerdas, memiliki keingintahuan yang tinggi, mandiri, percaya diri, meskipun sedikit ngambek-an. Walaupun begitu Saya rasa Kamu istimewa dan Saya yakin Kamu bukan orang biasa. Ada hal lain yang Saya suka darimu yang belum Saya temui sebelumnya, yang membuat Saya mencari tahu tentang Kamu lebih banyak. Ketika Kita berdiskusi atau ketika Saya bertanya Kamu berhasil membuat Saya tidak habis pikir, betapa cerdasnya Kamu.

Hari demi hari secara terselubung Saya jalani hari hari dengan pengharapan. Meskipun Saya belum banyak bercerita dengan Kamu tapi sedikitnya Saya pernah sampaikan, Saya ga mau hanya sebatas flirting saja terhadap Kamu. Saya sedang menyiapkan segalanya agar semuanya benar-benar siap. Saya belum bisa bercerita banyak karena terlalu takut realita yang terjadi tidak sesuai dengan imajinasi Saya selama ini. Saya berharap semua berjalan sesuai rencana Saya, karena Saya menyiapkan semuanya dengan kesungguhan. Sering kali Saya menanyakan kepada Tuhan tentang Kamu, tentang Kita. Bahkan dengan malu-malu Saya berdo'a suatu hal yang khusus tentang Kita. Saya menjaganya sekuat hati, Saya tidak suka dengan kebohongan untuk itu Saya berusaha selalu mengatakan apa adanya.

Seingat Saya sebanyak dua kali kita pernah berbincang melalui line telepon, suaramu menghangatkan dan menyegarkan hati. Disela-sela obrolan Kita tentang mimpi, masa lalu, pekerjaan dan rencana masa depan terbersit dibayangan senyum manismu. Tumbuh harapan pada hati kelak Saya dapat temui senyumanmu yang sesungguhnya, Saya menyukai harapan seperti itu. Dan jika satu hari nanti akhirnya takdir membawa Kita pada satu tempat yang sama, Saya harap Kita bertemu dalam keadaan baik-baik saja.Saya tidak membutuhkan drama untuk saat ini, namun naasnya Kita akhirnya beberapa kali berdebat untuk sesuatu yang semestinya belum perlu Kita debatkan dan belum Kita pahami. Tapi tak apa itu wajar saja pada akhirnya, Saya harus menghormati betul hasrat Kamu dan Saya pun mengerti Kamu banyak kecewa karena ekspektasimu banyak yang tidak bisa Saya penuhi. Percayalah Saya pernah bergumul dengan patah hati dan rasa yang ditimbulkannya tidak berdampak baik. Untuk itu pernah Saya katakan kepada Kamu, Saya akan menjaga hati Saya sampai Saya benar-benar siap. Disamping itu Saya juga sudah menyiapkan skenario terburuk jika realita yang terjadi pada akhirnya ternyata tidak sesuai dengan imajinasi yang Saya bayangkan selama ini.

Beberapa hari kemarin Saya mendatangi beberapa tempat yang pernah Kita bahas di Kota ini, harapannya sih Saya bisa datang ketempat itu bersama dengan Kamu. Tapi sayangnya Saya datang seorang diri. Sebenarnya Saya juga pernah merencanakan bertemu dengan Kamu dibeberapa kesempatan tapi sayangnya itu pun tidak pernah terjadi sampai dengan saat ini. Akan terdengar lucu karena pada saat itu Saya membayangkan menjadi seorang Jati Wesi tokoh dalam Novel Aroma Karsa yang mempunyai kepekaan terhadap bau-bauan, berharap bisa mencium aroma yang Kamu tinggalkan jika misalnya Kamu pernah mendatangi tempat yang kemarin Saya datangi. Atau sebaliknya Kamu akan menjadi Tanya Suma seorang hiporesmia yang peka dengan aroma tertentu mencium aroma yang Saya tinggalkan jika suatu saat Kamu datang ketempat yang pernah Saya kunjungi.

Apakah tulisan ini adalah merupakan seremonial perpisahan ? Bisa jadi ya ataupun tidak. Kemudian jika Kamu tanya bagaimana perasaan Saya ? Saya berbohong jika Saya katakan baik-baik saja, Saya memang tegar tetapi mengenai hal menata hati butuh proses dan waktu kan. Hari ini mau tak mau Saya jaga kembali perasaan Saya rapat-rapat. Saya akan kembali menjadi penanti yang setia, karena terkadang Saya harus mengalah pada kenyataan bahwa apa yang Saya harapkan tidak sama dengan apa yang Saya terima. Namun Saya selalu percaya Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk Saya tepat pada waktunya.

Dan yang terjadi saat ini tampaknya lebih bijak. Saya pun harus adil terhadap Kamu, lagipula yang terjadi saat ini atas usul Saya juga bukan ? Ini bukan salah Kamu, karena memang Saya saja yang engga pernah cukup berani untuk menjelaskan apa yang seharusnya Kamu ketahui. Namun sekarang dimanapun keberadaanmu, percayalah saat ini Kamu masih ada dalam bagian diri Saya. Dari kejauhan Saya masih menjagamu dengan do'a do'a terbaik, sampai kapan ? Sampai Saya lupa, mungkin. Selebihnya, Saya minta maaf..

Pages

@IoAddakhil. Diberdayakan oleh Blogger.