on Selasa, 18 Februari 2014
Berikut ini adalah beberapa definisi Teori Sinyal menurut para ahli:

1. Graham, Scott B. Smart, dan William L. Megginson (2010:493) Model sinyal dividen membahas ketidak sempurnaan pasar yang membuat kebijakan pembayaran yang relevan: asymmetric information. Jika manajer mengetahui bahwa perusahaan mereka “kuat” sementara investor untuk beberapa alasan tidak mengetahui hal ini, maka manajer dapat membayar dividen (atau secara agresif membeli kembali saham) dengan harapan kualitas sinyal perusahaan mereka ke pasar. Sinyal secara efektif memisahkan perusahaan yang kuat dengan perusahaan-perusahaan yang lemah (sehingga perusahaan yang kuat dapat memberikan sinyal jenisnya ke pasar), itu menjadi mahal untuk sebuah perusahaan yang lemah untuk meniru tindakan yang dilakukan oleh perusahaan yang kuat.

2. T. C. Melewar (2008:100) menyatakan Teori Sinyal menunjukkan bahwa perusahaan akan memberikan sinyal melalui tindakan dan komunikasi. Perusahaan ini mengadopsi sinyal-sinyal ini untuk mengungkapkan atribut yang tersembunyi untuk para pemangku kepentingan.

3. Gallagher and Andrew (2007:469) Teori signaling dividen didasarkan pada premis bahwa manajemen tahu lebih banyak tentang keuangan masa depan perusahaan dibandingkan pemegang saham, sehingga dividen memberi sinyal prospek perusahaan di masa depan. Penurunan dividen merupakan sinyal yang diharapkan. Manajer yang percaya teori sinyal akan sadar keputusan dividen dapat mengirimkan pesan kepada investor.

4. Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2009:444) Teori sinyal adalah teori yang mengatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai sinyal dari perkiraan pendapatan manajemen.

5. Scott Besley dan Eugene F. Brigham (2008:517) Sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa definisi Saham menurut para ahli:

1. Irham Fahmi (2012:81) Saham merupakan kertas tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/ dana pada suatu perusahaan yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang jelas kepada setiap pemegangnya.

2. Sri Hermuningsih (2012:78) Saham merupakan salah satu surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal yang bersifat kepemilikan. Saham juga adalah merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

3. Martalena dan Maya Malinda (2011:55) Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi lain saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

4. Taufik Hidayat (2010:97) Saham adalah tanda penyertaan, andil atau kepemilikan seseorang atau lembaga dalam suatu perusahaan. Pemilik saham disebut pemegang saham, kepemilikan saham akan berakhir ketika investor menjual sahamnya kepada investor lain.

5. Istijanto Oei (2009:13) Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap perusahaan. Jadi investor yang membeli saham berarti memiliki perusahaan tersebut.

6. M. Paulus Situmorang (2008:45) Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat diperoleh berupa deviden yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham, capital gain adalah keuntungan yang diiperoleh dari selisih jual dengan harga belinya, manfaat non financial antara lain berupa konsekuensinya atas kepemilikan saham berupa kekuasaan, kebanggaan dan khususnya hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.

Berikut ini adalah beberapa deinisi Pengumuman Dividen menurut para ahli:

1. John R. Graham dan Scott B. Smart (2012:434) Pengumuman Dividen adalah hari di mana perusahaan memberikan informasi kepada publik mengenai pembagian dividen, perusahaan juga menetapkan tanggal tertentu yang menentukan pemegang saham yang akan menerima dividen.

2. James E. Smith (2009:738) Pengumuman Dividen adalah hari di mana korporasi menyatakan, mengumumkan, atau setuju untuk jumlah atau pembayaran dividen.
on Minggu, 16 Februari 2014
Berikut ini adalah beberapa definisi Dividen menurut para ahli:

1. Black’s Law Dictionary dalam Irham Fahmi (2012:83) Dividen adalah: “The distribution of current of accumulated earning to shareholders of corporation pro rate based on the number of share owned”. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham.

2. Scott Besley dan Eugene F. Brigham (2005:300) Dividen adalah pembagian uang tunai yang dilakukan untuk pemegang saham dari laba perusahaan, baik laba yang dihasilkan pada periode berjalan atau dalam periode sebelumnya. 

3. Nikiforos K. Laopodis (2013:300) Dividen adalah pembayaran tunai yang dibayarkan oleh perseroan kepada pemegang saham. Di Amerika Serikat, dividen diijinkan dan biasanya dibagikan pada triwulanan berdasarkan kebijaksanaan dewan direktur perusahaan. Dividen itu merepresentasikan pemegang saham terhadap penerimaan pengembalian langsung atau tidak langsung atas investasi mereka di perusahaan.

4. Jamie Pratt (2011:561) Dividen adalah distribusi uang tunai, properti, atau saham kepada pemegang saham sebuah perusahaan. Mereka dinyatakan oleh resolusi resmi dewan direksi korporasi (biasanya triwulan), dan jumlahnya biasanya diumumkan pada basis per-saham.

5. Paul D. Kimmel, Jerry J. Weygandt dan Donald E. Kieso (2011:584) Dividen adalah distribusi oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya secara pro rata (proporsional dengan dasar kepemilikan). Pro rata berarti bahwa jika investor memiliki, katakanlah, 10% dari saham biasa, investor akan menerima 10% dari dividen. Dividen dapat mengambil empat bentuk: uang tunai, properti, warkat (surat pengakuan utang untuk membayar tunai), atau saham. Dividen kas, yang mendominasi dalam praktek, dan dividen saham, yang dinyatakan dengan beberapa frekuensi.

6. Peter Moles, Robert Parrino dan David S. Kidwell (2011:785) Dividen adalah sesuatu yang bernilai didistribusikan ke pemegang saham perusahaan secara pro rata yaitu, sebanding dengan persentase saham perusahaan yang dimiliki.

7. Jefferson P. Jones et al. (2009:515) Dividen adalah jumlah yang dibayar secara berkala oleh perusahaan untuk pemegang saham sebagai pengembalian modal yang diinvestasikan. Dividen merupakan pembagian laba bersih akumulasi. Mereka biasanya dibayar tunai, tetapi juga dapat dibayar dari aset non kas atau bahkan saham tambahan saham perusahaan sendiri. Semua dividen apa pun bentuknya mengurangi laba ditahan.

8. Angela Schneeman (2012:435) menjelaskan dividen sebagai berikut:

  • Dividen adalah pembayaran kepada pemegang saham dari keuntungan sebuah perusahaan sebagai laba atas investasi pemegang saham.
  • Dividen hanya dapat dibayar dari keuntungan perusahaan.
  • Dividen hanya dapat dibayar ketika perusahaan mampu untuk terus memenuhi kewajibannya setelah dividen dibayarkan. Sebagian dividen dibayarkan dalam bentuk uang tunai, tetapi dividen juga mungkin dalam bentuk saham atau properti lainnya.
  • Dividen dibayar berdasarkan kebijaksanaan direksi dan tidak ada kewajiban hukum untuk membayar dividen sampai dividen diumumkan.
  • Pemegang saham yang dipilih sering memiliki prioritas di atas pemegang saham biasa berkaitan dengan pembayaran dividen.
  • Jika pemegang saham preferen memiliki hak untuk dividen kumulatif, mereka berhak untuk pembayaran dividen terjawab dari satu periode sebelum dividen dibayarkan pada saham biasa pada periode berikutnya.
  • Persetujuan pemegang saham mungkin diperlukan untuk pembayaran dividen saham.
  • Dividen dinyatakan oleh dewan direktur untuk pembayaran kepada semua pemegang saham yang tercatat pada tanggal tertentu.
  • Direksi biasanya tidak diwajibkan untuk membagikan dividen pada saham biasa dan dapat memutuskan menginvestasikan kembali keuntungan korporasi.
on Sabtu, 15 Februari 2014
Indonesia saat ini berada dalam masa keemasannya. Hal ini ditandai dengan banyaknya usia produktif ketimbang non produktif, dibutuhkan 100 tahun lagi untuk mengulang masa keemasan ini. Peristiwa ini dapat disebut dengan periode bonus demografi. Bonus demografi ini dikaitkan dengan penduduk usia kerja, Indonesia saat ini sedang memasuki masa dimana penduduk usia produktifnya terus meningkat. Dalam hal ini usia produktif yang dimaksud adalah seluruh penduduk Indonesia usia 15 tahun sampai dengan usia 64 tahun. Diharapkan ekonomi bisa tumbuh tinggi seiring dengan banyaknya usia produktif ini.

Bonus demografi ini harus dipersiapkan melalui berbagai investasi agar periode bonus demografi tidak dapat memicu meningkatnya pengangguran, konflik sosial, masalah kesehatan dll. Salah satu investasi penting yang bisa dilakukan adalah investasi dalam bidang pendidikan, karena suatu hal yang percuma saja jika Indonesia memiliki jumlah usia produktif yang tinggi tetapi tanpa dibekali dengan skill dan pendidikan yang mumpuni. Hal ini hanya akan menambah jumlah pengangguran yang ada dan pada akhirnya akan memicu munculnya banyaknya konflik sosial yang ada di masyarakat.

Sebagaimana kita ketahui saat ini standar pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara maju di dunia, atau bahkan masih lebih buruk di bandingkan dengan negara-negara tetangganya. Hal ini terbukti dengan hasil penelitian yang di umumkan pada tahun 2013 yang dilakukan oleh Programme for International Study Assessment (PISA) di bawah Organization Economic Cooperation and Development (OECD) yang menyebutkan bahwa pada tahun 2012 Indonesia adalah salah satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian mutu pendidikan. Pemeringkatan tersebut dapat dilihat dari skor yang dicapai pelajar usia 15 tahun dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains. Survei ini melibatkan responden 510 ribu pelajar berusia 15-16 tahun dari 65 negara dunia yang mewakili populasi 28 juta siswa berusia 15-16 tahun di dunia serta 80 persen ekonomi global.


Elizabeth Pisani seorang epidemiologis dan mantan jurnalis kelahiran Amerika Serikat yang telah lama tinggal di Indonesia mengatakan bahwa mayoritas anak-anak Indonesia terutama yang berusia 15 tahun tidak memiliki kemampuan dasar yang diperlukan dalam masyarakat modern saat ini. Elizabeth Pisani mengtakan bahwa anak-anak di Indonesia sangat dirugikan oleh sistem yang memperlakukan pekerjaan mengajar sebagai kesempatan untuk menyepakati, menetapkan standar sangat rendah yang menuntut anak-anak yang gagal untuk mengembangkan kreativitas dan memecahkan masalah dengan segala macam cara. Dia juga kecewa karena orang tua dan para pembayar pajak di Indonesia tidak menuntut lebih atas sistem pendidikan.

Mutu pendidikan Indonesia yang rendah sebagaimana tercermin dari hasil studi PISA dan paparan dari Elizabeth Pisani memperlihatkan ada sesuatu yang salah dalam sistem persekolahan dan kebijakan pendidikan Indonesia. Ujian nasional dan berbagai tes lainnya, perubahan kurikulum dari waktu ke waktu, program sekolah unggulan (sekolah bertaraf internasional), kompetisi dalam berbagai Olimpiade, penambahan jam belajar, serta sertifikasi dan ujian kompetensi guru ternyata gagal meningkatkan mutu pendidikan. Sepertinya Indonesia perlu mempersiapkan agenda reformasi pendidikan.

Guru adalah tonggak utama dalam mesukseskan proses pendidikan yang dilaksanakan. Menurut UU no. 14 tahun 2005 guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Terlihat sangat jelas tugas maha berat di emban oleh guru dalam mencerdaskan anak Indonesia.

Berbicara mengenai guru, ada hal yang menarik bagi saya. Sekitar dua atau tiga hari kemarin saya membaca sebuah berita di media online bahwa guru akan mendapatkan gelar Gr, seperti dokter. Menurut Mohammad Nuh yang merupakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan setelah menyandang gelar sarjana pendidikan guru harus menempuh jalur pendidikan profesi seperti dokter untuk dapat mengajar. nantinya pendidikan profesi guru akan ditempuh selama 1-2 tahun. Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 87 Tahun 2013.

Dengan diberlakukannya ketentuan ini berarti surat ijin mengajar bagi lulusan kependidikan atau biasa disebut dengan Akta IV tidak berlaku lagi. Bagi saya yang merupakan seorang lulusan baru sarjana pendidikan guru, ini merupakan hal yang sangat lucu. Ketentuan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 87 Tahun 2013 ini ditetapkan pada tanggal 2 Agustus 2013, tetapi saya masih mendapatkan Akta IV di  wisuda saya pada tanggal 18 Desember 2013. Apakah bisa di katakan Akta IV yang saya dapatkan tersebut sampah belaka karena sudah tidak berlaku lagi ?

Saya belum mengetahui secara pasti apakah seorang sarjana pendidikan guru yang belum menempuh jalur pendidikan profesi tidak diperkenankan  untuk dapat mengajar seperti halnya seorang dokter tidak boleh berpraktek sebelum mendapatkan pendidikan profesi. Jikalau benar seperti itu, berarti gelar sarjana yang ditempuh selama pendidikan di universitas bisa dikatakan sebagai sampah juga ? Karena bagi mereka yang mendapatkan gelar tersebut tidak bisa langsung mengabdikan ilmunya kepada murid-murid di masyarakat. Tetapi saya sadar betul pastinya Pemerintah melalui Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tujuan yang baik dalam memutuskan untuk melaksanakan pendidikan profesi tersebut. Tetapi pendidikan profesi yang harus dilaksanakan kurang lebih selama 1-2 tahun tersebut akan menimbulkan beban baru bagi mereka para calon guru-guru. Harapan mereka pastinya setelah mendapatkan gelar sarjana ingin langsung mengabdikannya sebagai sebuah pekerjaan kepada masyarakat. Tetapi sebelum itu, mereka harus meluangkan lagi banyak waktu, pikiran dan tentunya biaya sebelum mengabdikan diri sebagai guru.

Lebih mirisnya lagi bagi mereka sarjana pendidikan guru ternyata mempunyai kesetaraan yang sama dengan para sarjana non kependidikan yang juga ingin menempuh jalur pendidikan profesi untuk menjadi seorang guru profesional. Jadi apa artinya gelar sarjana pendidikan yang mereka dapatkan ? Terlebih struktur kurikulum program pendidikan profesi berisi lokakarya pengembangan perangkat pembelajaran, latihan mengajar melalui pembelajaran mikro, pembelajaran pada teman sejawat, dan Program Pengalaman Lapangan (PPL), dan program pengayaan bidang studi dan atau pedagogi bagi mereka yang merupakan sarjana pendidikan guru sudah pernah dapatkan selama berkuliah. Ini mungkin berarti hanya untuk mengulang saja ? Yang berarti juga akan membuang waktu dan biaya lagi bagi mereka para sarjana pendidikan guru ?

Sekali lagi saya katakan, pastinya Pemerintah melalui Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tujuan yang baik dalam memutuskan untuk melaksanakan pendidikan profesi ini. Tetapi menurut saya itu bukan hal yang penting dan mendesak. Menurut saya Pemerintah harus berupaya mengadakan guru-guru di seluruh Indonesia termasuk di daerah pedalaman, memperbaiki kesejahteraan guru ataupun memperbaiki dan menyamaratakan fasilitas pendidikan seperti sekolah yang layak di seluruh wilayah Indonesia. Sebagaimana kita ketahui sekarang, suatu hal yang lumrah telah kita lihat jomplang-nya pelayanan pendidikan seperti pengadaan guru di daerah dan kota-kota besar. Tentunya kita pernah menyimak acara seperti Lentera Indonesia di Net TV yang menggambarkan para pengajar muda yang mengabdi di daerah-daerah yang mempunyai keterbatasan guru pengajar ataupun akun twitter @1000_guru yang menggambarkan para anggota komunitasnya bertraveling sambil mengajar anak-anak di daerah tertinggal yang tidak terlihat oleh kita masyarakat kota besar.

Menurut saya program pendidikan profesi ini sangat bagus untuk mereka para sarjana non kependidikan yang ingin menjadi seorang guru. Hal ini dapat membantu menambah jumlah guru yang ada untuk mengabdi sebagai seorang guru di daerah-daerah. Bagi sarjana pendidikan guru, tidak usah lagi mengikuti program pendidikan profesi karena saya pikir kompetensi yang mereka punyai sudah cukup mumpuni dari perkuliahan yang telah tempuh selama memperoleh gelar sarjana kependidikan. Saya tidak berharap dengan dilaksanakannya  program pendidikan profesi bagi guru ini akan mengurangi jumlah guru yang akan mengabdi mencerdaskan anak-anak bangsa ini, karena toh sebelum di adakannya program pendidikan profesi sudah banyak para sarjana kependidikan beralih profesi menjadi seorang pegawai swasta atau pegawai kantoran karena sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan menjadi seorang guru ataupun menjadi seorang guru yang sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.


Maju terus pendidikan Indonesia!
on Kamis, 06 Februari 2014
Laki-laki itu berdiri di depan pintu gerbang rumahnya, dengan merapihkan jaket tebalnya ia memanaskan motor yang selalu menemaninya kemanapun ia pergi. Thermometer menunjukan 18 derajat celcius suhu kota Bandung. Hatinya berdebar, hari ini adalah hari pertama ospek di kampusnya. Untung saja waktu ospek bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, sehingga kesannya tidak terlalu menyeramkan seperti ospek-ospek biasanya. Lagipula ia masuk di Universitas yang tidak mempunyai sejarah menyelenggarkan kegiatan ospek yang disertai kekerasan yang dilakukan oleh senior kepada juniornya.

Setelah makan sahur ia langsung berpamitan kepada kedua orang tuanya, jam dinding menunjukkan pukul 4 pagi. Memang terlalu pagi untuk berpergian. Jarak dari rumah ke kampusnya sekitar 20 kilometer, cukup jauh memang. Itu salah satu alasannya untuk pergi nyubuh ke kampus, alasan lain ia harus datang duluan dibandingkan dengan mahasiswa baru lainnya. Ada yang harus ia siapkan bersama beberapa teman barunya.

Kampus masih terlihat sepi. Untung saja gerbang pintu masuk sudah dibuka. Ia disambut oleh petugas keamanan yang memberikan kartu parkir, sayup-sayup terdengar alunan ayat suci Al-Qur’an dari pengeras suara mesjid di kampusnya. Konon katanya mesjid tersebut adalah salah satu mesjid terbesar yang ada di lingkungan kampus-kampus di Indonesia. Setelah memarkirkan motornya, ia disambut sinar matahari pagi. Udara masih cukup dingin, wajar kampusnya berada di daratan tinggi Bandung. Di kampus inilah akan dibuat banyak kenangan. Pengalaman hidup, perjuangan juga persahabatan, percintaan, bahkan kehilangan.

Disamping hatinya berdebar karena tidak sabar untuk berinteraksi dengan lingkungan dan teman-teman barunya, sebenarnya ia juga merasa sangat sedih. Banyak kejadian-kejadian menyenangkan ketika di SMA yang takkan ia ulangi kembali. Bermain bola basket bersama teman-temannya yang selalu bersama dari SMP mungkin bukan lagi kegiatan rutin yang akan terus dijalani, walaupun dimasa mendatang mereka akan kembali berkumpul untuk bermain bola basket bersama-sama. Bermain bola basket dilakukan bukan sekedar hanya untuk hobby saja, tetapi sudah menjadi sarana teman-teman untuk berprestasi. Bahkan diantara teman bermain bersama atau lawan bertandingnya dulu saat ini sudah bermain di National Basketball League. Di SMA pun ia sempat merasakan menjadi Ketua OSIS yang merupakan jabatan yang cukup prestisus bagi seorang siswa, tidak lupa di SMA pula ia mungkin merasakan cinta monyetnya.

***

Kampus ini cukup luas, bahkan masih terdapat banyak lahan-lahan kosong. Menurut dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang dulunya menyelesaikan sarjananya di kampus ini mengatakan suasana dan iklim ketika beliau masih berkuliah jauh lebih sejuk dan lebih asri dibandingkan dengan saat ini. Bahkan katanya di siang haripun banyak mahasiswa yang masih menggunakan jaket untuk menghangatkan dirinya. Gedung-gedung di kampus ini cukup megah, tapi anehnya ia tidak menemukan gedung Fakultas dimana nantinya ia sehari-hari akan melaksanakan kegiatan perkuliahan. Setelah bertanya-tanya ternyata Fakultas tempat ia berkuliah merupakan Fakultas baru, dimana usianya baru satu tahun. Jadi perkuliahan nantinya masih akan menumpang ke gedung-gedung lain sampai akhirnya Fakultas akan memiliki gedung sendiri.

Hari-hari awal kegiatan perkuliahan di isi dengan kegiatan perkenalan dengan teman-teman baru dan para dosen. Ini lingkungan dan suasana baru, itu yang ia rasakan bersama teman-teman lainnya. Teman-temannya berasal dari tempat dan latar belakang yang berbeda, ada yang merasa bahagia bisa masuk ke jurusan tempat berkuliahnya sekarang dan ada juga yang merasa sebaliknya.

Gedung FPIPS lantai 5 ruang V.15 adalah ruangan belajar pertama orang-orang yang baru saja meninggalkan status siswanya menjadi seorang mahasiswa. Dia sendiri pada awalnya merasa asing dengan suasana baru di dunia perkuliahan, ditambah tidak seperti SMP atau SMA dimana kita mempunyai teman yang sudah dikenal dekat dalam proses adaptasi di lingkungan pendidikan yang baru. Sebenarnya pada saat itu ada teman SMA-nya juga yang masuk di jurusan yang sama, tetapi sayangnya tidak ditakdirkan untuk mendapatkan kelas yang sama. Teman pertamanya adalah seorang wanita berjilbab yang sepertinya cukup cerdas, karena ia tau temannya itu masuk ke Universitas lewat jalur PMDK. Dia ditakdirkan bertemunya karena mereka ditunjuk sebagai perwakilan Fakultasnya untuk menjadi Pasukan Pengucap Janji Mahasiswa Baru. Namanya hanya terdiri dari satu kata saja, tetapi terkesan sangat islami.

Dalam dinginnya suasana pagi Bandung, laki-laki dan teman barunya tersebut bergabung dengan mahasiwa perwakilan dari Fakultas lain melakukan persiapan terakhir untuk upacara pembukaan Kuliah Umum dan Bimbingan Akademik mahasiswa baru. Mereka sudah bersama-sama selama beberapa minggu untuk menghadapi acara tersebut, mereka di bimbing oleh kakak tingkat dari Korps Protokoler Mahasiswa untuk berlatih. Sangat menyenangkan walau dalam suasana bulan Ramadhan kita berlatih baris berbaris. Waktu upacarapun tiba, kami memakai pakaian yang sama yaitu kemeja putih dan celana bahan berwarna hitam tidak lupa memakai sepatu pantofel berwarna hitam. Para wanita memakai jilbab berwarna hitam dan sedangkan untuk para laki-laki mereka mencukur cepak rambutnya seperti tentara. Mereka adalah pasukan pengucap janji mahasiswa baru yang akan mengucapkan janjinya di depan Rektor dan para Guru Besar. Ini adalah prestasi yang laki-laki itu raih di awal cerita perkuliahannya, ia berharap ini adalah prestasi awal untuk mendapatkan prestasi-prestasi besar lainnya di masa depan.

Bersambung
on Senin, 03 Februari 2014
Pernah dengar neophobia ? Jika belum pernah saya jelaskan, neophobia adalah takut pada segala sesuatu yang baru. Kedengarannya ga seru yah orang yang mengidap phobia tersebut. Padahal hidup di zaman yang serba modern sekarang ini kita siap dengan segala berondongan hal-hal yang baru. Walaupun saya bukanlah orang pengidap neophobia, tapi saya adalah salah satu orang yang susah untuk mencoba hal-hal yang baru. Saya selalu nyaman dengan kondisi yang dirasakan dan dialami sejauh ini, yah ibaratnya bisa dibilang susah untuk move on hehehe

Pada hari Kamis pagi dua minggu yang lalu saya di bangunkan oleh suara panggilan hand phone, nomor yang terlihat rupanya adalah nomer cantik yang beberapa hari sebelumnya pernah menelpon tetapi tidak terangkat oleh saya. Awalnya saya pikir nomor itu pemiliknya adalah orang iseng karena ketika saya telpon balik selalu di reject, tetapi ternyata telpon tersebut dari PT. Sayap Mas Utama yang memberitahukan panggilan tes kerja pada hari Senin di minggu depannya. Alhamdulillah hampir setiap minggu saya ada panggilan tes untuk kerja, walaupun belum sampai menemukan jodohnya hehehe... Saya langsung memberi kabar panggilan tes dari PT. Sayap Mas Utama tersebut kepada Mamah saya.

PT. Sayap Mas Utama adalah perusahaan yang merupakan bagian dari Wings Group yang alamatnya terletak di Jalan Tipar Cakung Kav. 5-7, Cakung Barat Jakarta Timur. Mungkin kebanyakan orang mengenal Wings Group adalah perusahaan penghasil sabun, hal itu tidak salah karena pada awalnya Wings Group adalah industri rumahan penghasil sabun cuci berwarna hijau yang berbentuk batangan. Wings saat ini telah diakui sebagai produsen lokal  dan distributor untuk produk rumah tangga, perawatan pribadi dan  juga produk makanan. Di PT. Sayap Mas Utama saya melamar lewat situs pencari kerja Jobstreet untuk posisi Marketing Event Promotion. Pekerjaan tersebut salah satu yang saya inginkan, dilihat deskripsi pekerjaannya Marketing Event Promotion bertugas untuk mengelola acara-acara promosi yang akan dilaksanakan. Pekerjaan itu saya senangi karena sebelumnya saya telah banyak mempunyai pengalaman untuk terlibat dalam event-event yang dilaksanakan oleh organisasi yang pernah saya masuki. Dilihat dari persyaratannyapun saya memenuhi kualifikasi, untuk itu saya mencoba melamar dan Alhamdulillah saya diberikan kesempatan untuk tes seleksi PT. Sayap Mas Utama.

Setelah berdiskusi dengan orang tua saya di suruh untuk datang mencoba untuk mengikuti tes, tetapi saya masih bingung untuk datang atau tidak. Entah kenapa alasannya tetapi rasa-rasanya saya merasakan teramat malas untuk mendatanginya, terlebih tes tersebut dilaksanakan di Cakung Jakarta Timur. Sambil menunggu kepastian saya berangkat atau tidak, saya mencoba menghubungi Imam untuk menanyakan apakah saya bisa menginap di tempatnya atau tidak. Imam adalah teman kampus saya yang sekarang bekerja di daerah Sunter Jakarta Utara. Awalnya saya berfikiran untuk berangkat pada saat hari-Hnya dan berencana berangkat hari Senin setelah subuh tetapi Bapak sayang bilang ga akan ke kejar waktunya, apalagi hari awal kerja dan Cakung adalah daerah yang macet setiap harinya. Sampai dengan hari Minggu Imam tidak membalas sms saya, tetapi di ingat-ingat di hari-hari sebelumnya ketika twitteran Imam memberi tahu bahwa dia akan pulang ke kampung halamannya di Majalengka.

Sampai dengan hari minggu pagi ketika Mamah menanyakan saya akan berangkat atau tidak, saya belum memberikan kepastian. Saya masih bingung hehehe.. Tetapi ketika dzuhur setelah sedikit ngobrol-ngobrol dengan Mamah akhirnya saya memutuskan untuk berangkat, rencananya saya akan menginap di sodara yang rumahnya terletak di Meruya Jakarta Barat. Ketika saya mandi Mamah saya menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan ketika nanti di Jakarta dan Bapak saya menelpon Pade untuk memberi tahukan saya akan menginap di rumahnya. Setelah semuanya dikira siap, sekitar jam setengah tiga sore saya berangkat dimana sebelumnya sudah diberi petunjuk arah ke rumah sodara saya di Meruya oleh Bapak saya.

Sebelum berangkat, di terminal Leuwi Panjang saya sedikit membeli oleh-oleh untuk sodara saya nanti. Walaupun ini bukan pertama kalinya saya berangkat seorang diri, tetapi rasanya campur aduk antara males, takut, ragu-ragu dan sebagainya hehehe.. Padahal pada bulan Desember tahun lalu saya juga pernah berangkat sendirian ke Jakarta untuk mengikuti tes kerja di MNCTV, bedanya ketika itu saya menginap di kosan Imam di Sunter Jakarta Utara. Kurang lebih tiga jam perjalanan dilalui akhirnya saya turun di Gerbang Tol Kebon Jeruk Jakarta Barat. Setelah naik angkot dan ojek, sekitar jam setengah delapan malam saya sampai di rumah sodara. Senang rasanya bisa bertemu dengan Bude dan Pade serta anak-anaknya yang kurang lebih satu tahun tidak bertemu. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar, saya pergi mandi dan beristirahat. Saya tidur sekamar dengan Mas Eko, anak pertama dari Bude.

Subuh-subuh saya bangun. Setelah solat dan sarapan, sekitar jam setengah enam saya berangkat ke kantor PT. Sayap Mas Utama dengan diantar oleh Pade menggunakan motor. Dasar namanya Jakarta, hari masih pagi tetapi jalanan sudah macet dimana-mana. Setelah melewati berbagai macam wilayah kemacetan Jakarta yang dihiasi oleh gedung-gedung tinggi pencakar langit, akhirnya sekitar jam delapan pagi saya sampai di kantor PT. Sayap Mas Utama. Perjalanan yang luar biasa, padahal perjalanan menggunakan motor tetapi membutuhkan waktu kurang lebih dua jam untuk sampai. Setelah melapor ke satpam, saya di ijinkan masuk ke ruangan tes. Kurang lebih ada lima puluh orang disitu, dan seperti biasa saya butuh sedikit adaptasi untuk bisa langsung berkenalan dengan orang-orang baru hehehe

Sekitar jam setengah dua belas tes tertulis diumumkan dan saya lolos ke tahapan tes selanjutnya yaitu interview HRD. Orang-orang yang lolos dibagi dua sesi waktu interview dan saya kebagian jam dua siang. Ketika akan pergi untuk istirahat saya mendengar ada orang yang sama-sama ikut tes sedang mengobrol dengan menggunakan bahasa sunda, saya memberanikan diri untuk berkenalan. Ternyata orang-orang tersebut berasal dari Bandung dan Sumedang. Orang yang berasal dari Bandung bernama Sahnan, sebenarnya dia asli orang Medan tetapi sudah sekitar enam tahun menetap di rumah Om-nya di Bandung. Dia menurut saya tidak mempunyai tampang keras seperti orang Medan pada umumnya. Malah menurut saya dia orang yang ganteng dengan warna kulit putih yang dimilikinya. Sahnan sudah pandai berbicara dengan menggunakan bahasa sunda, dia bilang berangkat dari Bandung jam empat subuh dengan menggunakan mobil yang disewanya dan diantar oleh temannya yang menunggu di parkiran mobil. Sahnan sebenarnya sudah bekerja sebagai sales dan sekarang kebetulan dia sedang libur. Sedangkan orang yang berasal dari Sumedang bernama Kang Agus, di umurnya yang masih muda di usia 20 tahunan dia sudah menikah dan sudah memiliki dua orang anak. Kang Agus juga sudah bekerja sebagai seorang sales di Subang, dia mengambil cuti untuk mengikuti tes ini. Kang Agus bercerita, dia berangkat dari Sumedang sekitar jam dua belas malam dan jam empat subuh sudah sampai di Cakung Jakarta Timur. Jadwal dimulainya tes jam delapan pagi, menurut saya ini namanya bukan kepagian dateng, tapi kesubuhan hehehe... Menurutnya, dia harus berganti tiga warung kopi untuk menunggu sampai jam delapan pagi. Luar biasa perjuangannya hehehe...

Setelah istirahat orang-orang langsung kembali ke tempat tes. Di sela-sela menunggu giliran interview kita mengobrol, saya dan Kang Agus rencananya ketika pulang nanti ke Bandung akan nebeng ke mobilnya Sahnan. Lumayan bisa irit ongkos hehehe... Waktu semakin berlalu, tidak terasa waktu sudah menunjukan jam setengah empat sore. Tetapi saya tidak kunjung dipanggil untuk interview padahal saya kebagian jam dua. Sudah berbagai topik pembahasan di obrolkan dengan orang-orang yang ada, sampai akhirnya tinggal saya sendiri yang belum kebagian giliran untuk interview, untung saja ada Sahnan dan Kang Agus yang masih menemani karena kita berjanji akan pulang bersama-sama ke Bandung.

Lima belas menit berlalu, sayapun selesai melaksanakan interview dengan HRD PT. Sayap Mas Utama. Kamipun bergegas menuju parkiran mobil untuk pulang ke Bandung, disana telah menunggu temannya Sahnan. Setelah menukarkan kartu tanda pengenal dengan KTP yang disimpan di satpam kamipun berangkat pulang. Luar biasa seketika keluar dari gerbang pintu PT. Sayap Mas Utama langsung dihadapkan dengan kemacetan, padahal itu bukan jalan raya utama. Sebelum lupa saya memberikan uang sebesar lima puluh ribu kepada Sahnan, yah itung-itung ongkos pulang ke Bandung. Sambil menunggu macet kami mengobrol tentang pengalaman tes tadi, agar silaturahmi bisa berlanjut kamipun saling bertukar nomor telepon. Kurang lebih setengah jam berlalu tetapi kita masih terjebak dalam kemacetan, tiba-tiba ada sms masuk ke hand phone saya. Rupanya itu sms dari PT. Coffindo yang memberitahukan panggilan tes kerja di hari besoknya. Ini bukan panggilan pertama, sebelumnya pada bulan November PT. Coffindo pernah memanggil untuk tes tetapi saya tidak bisa menghadirinya dikarenakan masih sibuk mengurusi wisuda.

PT. Coffindo adalah suatu perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang industri dan perdagangan kopi untuk komoditi lokal maupun internaional. Pada mulanya PT. Coffindo berasal dari kegiatan perdagangan kecil pada tahun 1999. Didukung oleh beberapa ratus tenaga kerja, PT. Coffindo memproses biji kopi menjadi biji kopi siap ekspor ke seluruh dunia. Sekarang PT. Coffindo sedang melakukan proses hulu dan hilir dalam industri kopi. Irfan Anwar adalah pendiri sekaligus CEO PT. Coffindo dan sejak Desember 2012 beliau resmi dihunjuk sebagai Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI).

Saya kembali bimbang, disitu saya berada posisi akan kembali pulang ke Bandung tetapi di waktu yang sama saya mendapat panggilan untuk tes kerja di PT. Coffindo keesokan harinya. Di sisi lain mumpung masih di Jakarta kenapa tidak di coba untuk mendatanginya saja ? Sayapun langsung menelpon Mamah saya untuk berdiskusi, Mamah menyarankan untuk pulang terlebih dahulu ke Bandung toh besok tesnya dilaksanakan jam setengah dua siang jadi akan terkejar waktunya apabila berangkat dari rumah. Melihat karena kantor PT. Coffindo terletak di Bakrie Tower Lantai 5 Komplek Rasuna Epicentrum Jalan. H.R. Rasuna Said, saya memutuskan untuk tetap tinggal di Jakarta. Saya tidak kembali ke rumah sodara tetapi saya akan menginap di kosan teman SD saya yang kebetulan letaknya ada di Kuningan Jakarta Selatan yang dekat dengan kantor PT. Coffindo di Bakrie Tower.

Dikarenakan kondisi Jalan Cakung Jakarta Timur sangat macet saya memutuskan untuk berjalan kaki menuju halte Busway yang terletak di Terminal Bis Pulogadung. Cukup jauh saya berjalan kaki sampai akhirnya lepas dari wilayah macet saya memutuskan untuk naik angkot. Saya bertanya kepada petugas Trans Jakarta mengenai rute jalan ke daerah Kuningan Jakarta Selatan, setelah dua kali transit di halte Busway dan menikmati kilauan lampu-lampu gedung-gedung pencakar langit Jakarta saya akhirnya sampai di halte Kuningan Karet. Saya berjalan kaki menuju Setiabudhi Building yang dimana disitu adalah kantor teman SD saya yang bernama Syukur Ahmad Syarief. Pada akhirnya saya bertemu teman saya tersebut, setelah sekitar dua tahun tidak bertemu sepertinya penampilannya berubah. Kelihatannya dia sedikit aga tambun, syukurlah nampaknya dia senang hidup di Jakarta hehehe

Jam menunjukkan pukul delapan malam, saya dan Syukur menelusuri gang-gang perumahan untuk menuju kosannya. Selama perjalanan kami mengobrol, dasar lelaki topik yang kita obrolkan adalah tentang wanita hehehe... Tetapi tentunya tidak hanya itu saja, kamipun bernostalgia mengobrolkan masa kecil kami. Sampai di kosannya kami menyimpan barang-barang dan pergi keluar untuk membeli makan. Disini terjadi keanehan menurut saya, Syukur membeli nasi goreng! Mungkin kedengarannya hal yang biasa, tetapi tidak menurut saya. Yang saya tau dia tidak suka makan nasi, bahkan untuk melihat satu butir nasipun dia mungkin tidak sudi. Yah sejak kecil Syukur memang tidak sukan makan nasi, biasanya dia makan kentang atau roti seperti orang-orang bule hehehe... Setelah makan dan mandi kami kembali mengobrol. Ternyata Syukur masuk ke perusahaanya sekarang ini bersama dengan 12 teman lain dari kampusnya di Politeknik Bandung, di kosannya tersebut juga ada beberapa temannya. Saya bangga sekali dengan Syukur, di obrolannya tersebut dia berencana mengkuliahkan adiknya dan akan membelikan rumah untuk orang tuannya. Dia bilang ingin mulang tarima terlebih dahulu kepada orang tuanya sebelum memutuskan untuk menikah.

Malampun semakin larut, kamipun tertidur dengan ditemani hujan yang membuat suasana Jakarta lebih bersahabat bagi orang Bandung seperti saya. Keesokan harinya Syukur siap-siap untuk berangkat kerja, sedangkan saya hanya lenyeh-lenyeh tiduran. Jadwal tes jam setengah dua siang, berarti masih beberapa jam lagi. Saya pun memutuskan untuk menonton film, kebetulan saya membawa laptop. Waktu itu saya menonton film Korea yang berjudul A Long Visit, film ini menceritakan tentang kehidupan antara seorang ibu dan anak perempuannya. Percaya atau tidak, saya beberapa kali menangis ketika menonton film ini. Ceritanya menurut saya sangat bagus sekali, dan sangat recommended untuk di tonton. Beberapa saat saya galau karena film tersebut hehehe

Setelah selesai menonton film saya memutuskan untuk mandi, setelah solat dzuhur saya berangkat ke kantornya Syukur untuk memberikan kunci kosannya. Ada kejadian lucu disini, saya tersesat di gang-gang perumahan padahal Syukur telah membuatkan peta jalan menuju jalan raya ke arah kantornya. Tetapi pada akhirnya saya muncul di belakang kampus PERBANAS dimana itu dekat dengan Setiabudhi Building. Di kampus PERBANAS saya bertemu dengan seorang artis laki-laki, tetapi sayangnya saya lupa siapa namanya hehehe... Tiba di Setiabudhi Building saya bertemu dengan Devit teman SMA, ternyata dia bekerja satu kantor dengan Syukur. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar saya akhirnya menitipkan kunci kosan Syukur kepadanya.

Saya berjalan kaki menyusuri Jalan. H.R. Rasuna Said untuk menuju kantor PT. Coffindo di Bakrie Tower. Disini, mungkin di tempat asing ini saya melangkah. Saya berjalan membawa cita-cita yang ada. Sebelum sampai di Bakrie Tower saya melewati beberapa kantor yang sebelumnya mungkin hanya bisa saya lihat lewat layar televisi. Saya melewati gedung KPK, Kedutaan Besar Australia, Pengadilan Tipikor dll. Setelah berjalan kurang lebih sekitar dua puluh menit akhirnya saya sampai di Bakrie Tower, luar biasa mungkin ini kawasan perkantoran termegah yang pernah saya datangi. Bagaimana tidak, untuk naik lift saja saya harus menggunakan kartu pengenal yang sebelumnya di tukarkan dulu dengan KTP di receptionist. Saya menuju lantai 5 dimana disitu adalah kantor PT. Coffindo. Rupanya sedang istirahat, oleh karena itu saya disuruh untuk menunggu. Jam menunjukkan pukul setengah dua, sayapun di suruh masuk ke ruangan tes. Tidak seperti tes-tes kerja sebelumnya, disini hanya ada tiga orang yang mengikuti tes. Selain saya ada dua orang wanita yang mengikuti tes tersebut. Setelah berkenalan sebentar ternyata dua orang tersebut berasal dari Jakarta dan Bogor, mereka berkuliah di Universitas Indonesia dan Institut Pertanian Bogor.

Jam menunjukkan pukul tiga sore, tes pun telah selesai tetapi sebelum pulang ke Bandung saya memutuskan makan terlebih dahulu di tempat makan yang berada di lingkungan Plaza Festival. Sambil makan saya merenung, bahwa hidup saya sungguh bernilai, tinggal sekarang saya sendiri yang mewujudkannya dengan melakukan pilihan. Kita bakal berhasil apabila kita mengerti dan memahami bahwa kita punya pilihan yang dapat di eksekusi dan kemudian berharap beroleh sukses dengan bekerja tanpa pamrih. Sekitar tiga hari saya berada di Jakarta untuk mengikuti tes kerja, disana saya banyak menemukan hal-hal yang baru seperti pengalaman baru dan bertemu dengan orang-orang baru yang dimana mungkin di masa depan akan berguna untuk saya. Bisa saja saya tidak mendapatkan semua itu apa bila sebelumnya saya memilih untuk tidak pergi ke Jakarta untuk mengikuti tes, saya sangat bersyukur memilih pilihan yang saya pilih tersebut.

Wakil Menteri Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan Indonesia saat ini berada dalam masa keemasannya. Hal ini ditandai dengan banyaknya usia produktif ketimbang non produktif, dibutuhkan 100 tahun lagi untuk mengulang masa keemasan ini. Diharapkan ekonomi bisa tumbuh tinggi seiring dengan banyaknya usia produktif. Tetapi pada kenyataannya orang-orang yang termasuk dalam usia produktif dimana saya salah satunya susah untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Pada saat bimbingan karir sebelum wisuda bulan Desember kemarin pemateri menyampaikan bahwa waktu tunggu lulusan kampus saya untuk mendapatkan pekerjaan adalah selama tiga bulan dan sekarang sudah sebulan lebih saya belum mendapatkan pekerjaan yang diharapkan.

Ada pernyataan klasik Latin finis coronat opus yang berarti hasil akhir memahkotai sebuah kerja keras. Saya sudah berkorban untuk pilihan yang saya pilih. Terlepas hasil akhir saya akan diterima atau tidak nantinya di PT. Sayap Mas Utama atau PT. Coffindo, saya bersyukur bisa mengubah pola pikir saya yang susah untuk melaksanakan segala sesuatu yang baru. Untuk mendambakan hasil yang dramatis, maka saya perlu mengubah cara berpikir jangan justru sebaliknya memilih berleha-leha dan nyaman berada pada kondisi yang ada walaupun itu butuh masa transisi.

Saya itu sekarang bukannya bisa move on, tapi memang harus move on. Yah kalau engga saya cuma disini-sini aja dan kita ga bisa kemana-mana. Ini mungkin salah satu cara untuk menghargai betapa berharganya diri saya dan saya bisa mengambil pelajaran dari situ. Saya dipaksa harus pindah, disana saya bisa menemukan yang baru yang mungkin lebih baik. Awalnya mungkin susah dan terasa tidak nyaman, tetapi setelah dijalani tenyata sangat menyenangkan. Saya mendapatkan gambar yang menurut saya sangat bagus dan bisa di renungkan dan menjadi pegangan kita seperti dibawah ini


Kita bisa menarik kesimpulan dari gambar tersebut. Terkadang keinginan itu tidak sesuai dengan kenyataan, terkadang kita perlu menunggu waktu lebih lama untuk mendapatkan apa yang di inginkan atau bahkan tidak mendapatkannya sama sekali. Tetapi yang jelas harus kita pahami bahwa Allah tahu apa yang kita butuhkan dan Allah tidak akan menyia-nyiakan semua usaha yang telah kita lakukan.

Pages

@IoAddakhil. Diberdayakan oleh Blogger.