on Selasa, 27 Juni 2017
Selamat lebaran, selamat lebaran. Raihlah kemenangan. Selamat lebaran, selamat lebaran. Mari kita saling memaafkan

Baris kalimat diatas adalah potongan lirik lagu yang dinyanyikan oleh Pasha vokalis dari Group Band Ungu yang dulu sampai sekarang sering saya dengarkan untuk menyambut dan merayakan hari Idul Fitri, Lebaran. Nama saya Rio, anak sulung dari Mamah yang mengagumi sosok Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Sebetulnya saya mempunyai Kakak perempuan. Tapi Tika, nama Teteh saya meninggal beberapa saat setelah dilahirkan, sedih yah.

Alhamdulillah orang tua saya dari saya kecil selalu berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan saya. Selalu di usahakan dan di bela-belain. Makanya sekarang saya berusaha jangan pelit sama orang tua, saya mendingan uang pas-pasan engga bisa hedon tapi kebutuhan orang tua dan keluarga terpenuhi, engga kekurangan. Cari uang buat siapa kalau bukan buat orang tua. Kecuali saya udah nikah dan punya anak, baru dibagi-bagi dan prioritas bergeser sedikit. Gaji Banker emang ga gede-gede banget tapi ya bersyukur, yang penting masih bisa pulang ke Bandung dua minggu sekali sama beli beberapa buku di Gramedia. Saya memang belum pernah kaya, tapi semoga selalu raya.

Menjelang lebaran waktu kecil baju dan sepatu harus baru, udah gede engga apa-apa pakai baju tahun lalu. Setelah lebaran waktu kecil buru-buru jajan abisin uang, udah gede susah payah nyisain uang. Menjelang lebaran waktu kecil mikirin baju dan mainan baru, udah gede mikrin THR, kasih orang tua, zakat, ampao. Setiap orang punya prioritas dan kepentingan masing-masing, tapi sayangnya prioritas dan kepentingan yang berbeda malah sering menimbulkan pertentangan, perselisihan bahkan permusuhan.

Lebaran bisa jadi momentum merekatkan tali silaturahmi agar saling memelihara persaudaraan sekaligus saling mengingatkan dalam kebaikan dan dijauhkan dari perpecahan. Perbedaan membuat kita kuat dalam empati dan saling dukung satu sama lain, bukan saling mencaci dan memaki. Keragaman dan perbedaan adalah keniscayaan yang dikehendaki Allah untuk seluruh makhluk, termasuk manusia. Ramadhan insyaallah telah menempa hati, mengasuh jiwa serta mengasah nalar kita sehingga bersemangat berlomba-lombalah dalam kebajikan.

Semoga saya, kamu, kita selalu biberi dan diberkahi hati, jiwa, nalar serta harta yang baik serta cukup sehingga selalu peduli dan senang membantu orang yang mengalami kesusahan. Karena terkadang kita lupa ketika mendapatkan lebih dari yang kita dibutuhkan bukannya menyisihkan untuk orang yang kekurangan, kita malah iri melihat orang lain menerima lebih dari yang kita dapatkan.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1438 H. Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Shiyamana Washiyamakum. Mohon Maaf Lahir & Batin.

-Rio Febriansyah-

Pages

@IoAddakhil. Diberdayakan oleh Blogger.