on Minggu, 19 Januari 2014
Tidak terasa sudah sebulan saya jadi pengangguran tulen hehehe... Setelah wisuda di tanggal 18 Desember 2013 kemarin sampai sekarang saya masih menunggu panggilan perusahaan dari lamaran yang telah saya masukan atau panggilan tes kerja tahap berikutnya. Walaupun kadang-kadang saya masih suka main ke kampus, tetapi kebanyakan masa pengangguran saya lebih banyak dihabiskan di rumah. Lucunya dari bangun sampai tidur kembali laptop saya selalu menyala. Kasihan si laptop ini, hanya bisa istirahat ketika sang empunya tertidur hehehe... Saat ini si laptop mungkin jadi sahabat paling dekat dengan saya. Banyak yang saya lakukan dengan sahabat saya ini seperti browsing internet, menonton film, main games, atau hanya sekedar memutar musik saja.

Di zaman yang serba modern ini kehidupan kita tidak bisa dilepaskan dengan yang namanya internet, dengan menggunakan internet dunia seakan tidak mempunyai jarak dan batas. Kita dapat melihat, membaca atau mendengarkan informasi dari belahan dunia manapun lewat internet. Dimasa pengangguran ini banyak waktu saya habiskan untuk berselancar di internet. Selain untuk cek email yang masuk dan website pencari kerja seperti jobstreet.co.id, saya paling suka membaca website-website portal berita seperti: goal.com, kompas.com, detik.com, viva.co.id, tempo.co, beritasatu.com dan lain-lain. Banyak waktu saya habiskan untuk membaca berita terbaru di website-website tersebut, tentu selain website-website lainnya saya baca untuk sedikit menambah pengetahuan.

Sekitar 2 hari kemarin ketika membuka portal berita detik.com, saya menemukan berita yang sangat menarik yang berjudul "Siapa Bisa Saingi Rp 1.000 Triliun Bill Gates ?" Saya kemudian membaca berita tersebut, dari berita tersebut saya baru mengetahui bahwa ternyata pada pertengahan tahun 2013 Bill Gates kembali menjadi orang terkaya di dunia menggeser Carlos Slim yang sebelumnya sempat tiga tahun berturut-turut menjadi orang paling kaya di muka bumi ini. Walaupun sudah tak lagi aktif di Microsoft namun kekayaan pria jebolan drop out Harvard University ini seakan tak ada habisnya, malah terus bertambah meskipun dia sering banyak beramal melalui yayasan yang didirikan bersama sang istri, Melinda Gates. Saat ini total kekayaan mencapai USD 78,5 miliar atau sekitar Rp 973,4 triliun. Hebatnya, jumlah uang yang dimiliki Bill Gates saat ini bahkan bisa menyaingi seluruh pendapatan domestik bruto alias GDP sebuah negara seperti Kroasia ataupun Estonia. Bahkan kekayaannya mempunyai persentase 0,01% jika dibandingkan dengan total GDP seluruh negara di dunia. Pada berita "Siapa Bisa Saingi Rp 1.000 Triliun Bill Gates ?" dijelaskan terdapat delapan orang yang berpotensi besar untuk mengalahkan kekayaan Bill Gates.


Pertama adalah Mark Elliot Zuckerberg CEO Facebook. Meskipun berusia muda, cerdas, dan kaya raya tetapi semua kelebihan itu tidak membuat Mark Zuckerberg jadi sombong dan banyak gaya. Bahkan dalam kesehariannya dia terkesan sangat sederhana untuk seorang anak muda yang punya harta kekayaan berlimpah. Di usianya yang baru 29 tahun, Billionaire Index menyatakan tercatat Mark Zuckerberg telah mengumpulkan pendapatan sebanyak USD 12,4 miliar atau sekitar Rp 154 triliun sepanjang 2013. Sementara Forbes memberikan taksiran USD 19 miliar atau sekitar Rp 229 triliun. 

Kelebihan Mark Zuckerberg yang mungkin patut diacungi jempol selain visinya soal bisnis social media, mantan hacker ini juga seorang filantropis sejati. Ia bisa dibilang salah satu miliarder paling dermawan. Menurut penelitian Chronicle of Philantropy, Mark Zuckerberg menyumbangkan uang senilai USD 990 juta untuk lembaga amal Silicon Valley Community Foundation. Jumlah sumbangan sebanyak itu, sekitar Rp 11,3 triliun kalau dirupiahkan telah membuatnya menjadi orang yang paling dermawan di antara para miliarder di Amerika Serikat sepanjang tahun 2013. Mark Zuckerberg sudah lama dikenal sebagai sosok murah hati. Pada Desember 2010 dia bersama Bill Gates, Warren Buffet serta para miliarder lainnya menandatangani deklarasi Giving Pledge untuk menyumbangkan sedikitnya separuh kekayaan mereka untuk misi kemanusiaan.

Kedua adalah Larry Ellison sang pendiri Oracle yang dikenal sebagai sosok eksentrik dan gemar bermewah-mewahan layaknya Tony Starks "Iron Man" di dunia nyata. Kekayaannya pria yang memasuki usia 68 tahun ini di perkirakan mencapai USD 43 miliar atau Rp 518 triliun dan masuk lima besar di Forbes Billionaires. Meski kekayaannya berlimpah namun Ellison juga tak melupakan sisi kemanusiaan. Bersama kolega miliarder lainnya seperti  Bill Gates dan Waren Buffet, Ellison pun tak jarang ikut menggalang dana bantuan kemanusiaan. Memang untuk menjadi seorang filantropis, Ellison masih kalah populer dibandingkan Bill Gates. Tetapi setidaknya ia termasuk sebagai orang super kaya yang cukup dermawan dengan seringkali menyumbangkan "sedikit" harta kekayaannya.

Disini saya hanya menjelaskan dua dari delapan orang yang berpotensi besar untuk mengalahkan kekayaan Bill Gates karena kedua orang tersebut yaitu Mark Elliot Zuckerberg dan Larry Ellison menarik perhatian saya. Selain mempunyai harta kekayaan yang luar biasa dan merupakan salah satu diantara orang-orang paling kaya di muka bumi, mereka berdua juga merupakan orang yang murah hati dan mempunyai jiwa sosial atau kepedulian terhadap sesama yang begitu tinggi. Selanjutnya saya akan coba share cerita tentang kebaikan dari James Bender dalam bukunya yang berjudul  How to Talk Well yang saya dapatkan dari Broadcast Blackberry Messager beberapa tahun yang lalu sebagai berikut:

Menyebutkan sebuah cerita tentang seorang petani yang menanam jagung unggulan dan sering kali memenangkan penghargaan sebagai petani dengan jagung terbaik sepanjang musim.
Suatu hari seorang wartawan dari koran lokal melakukan wawancara dan menggali rahasia kesuksesan petani tersebut, wartawan itu menemukan bahwa petani itu membagikan benih jagungnya kepada para tetangganya.
Wartawan tersebut bertanya, "Bagaimana anda bisa berbagi benih jagung dengan tetangga anda, lalu bersaing dengannya dalam kompetisi yang sama setiap tahunnya ?" tanya wartawan dengan penuh rasa heran dan takjub.
Petani tersebut menjawab, "Tidakkah anda mengetahui bahwa angin menerbangkan serbuk sari jagung yang akan berbuah dan membawanya dari satu ladang ke ladang lain. Jika tetangga saya menanam jagung yang jelek, maka kualitas jagung saya akan menurun ketika terjadi serbuk silang. Jika saya ingin menghasilkan jagung kualitas unggul, saya harus membantu tetangga saya untuk menanam jagung yang bagus pula" jawab si petani.
Petani ini sangat menyadari hukum keterhubungan dalam kehidupan. Dia tidak dapat meningkatkan kualitas jagungnya jika dia tidak membantu tetangganya untuk melakukan hal yang sama.

Dari cerita tersebut mungkin kita dapat menarik kesimpulan, orang-orang seperti  Bill Gates, Warren Buffet, Mark Elliot Zuckerberg dan Larry Ellison masih akan terus menjadi orang-orang kaya di muka bumi ini meskipun mereka terus menerus menyumbangkan harta kekayaannya untuk kepentingan kemanusiaan. Bahkan diantara mereka ada yang menyumbangkan sebagian besar hartanya. Kisah-kisah orang tersebut seharusnya bisa membuka mata kita semua bahwa di dalam kehidupan, mereka yang ingin menikmati kemakmuran harus memulai dengan berusaha meningkatkan taraf hidup orang-orang di sekitarnya.

Oleh karena itu Warren Buffett dan Bill Gates mengajak para miliarder lainnya untuk menyumbangkan kekayaannya demi kepentingan kemanusiaan. Pada bulan Desember 2010 para miliarder di Amerika Serikat menandatangani deklarasi The Giving Pledge, dimana mereka berkomitmen untuk menyumbangkan sedikitnya separuh kekayaan mereka untuk misi kemanusiaan. The Giving Pledge itu sendiri di deklarasikan oleh Warren Buffett dan Bill Gates yang merupakan kampanye untuk mendorong orang-orang terkaya di dunia membuat komitmen untuk memberikan sebagian dari kekayaan mereka untuk menjadi seorang filantropi. Kampanye ini secara khusus berfokus pada miliarder. The Huffington Post melaporkan pada April 2012 bahwa telah ada 81 miliarder yang berkomitmen untuk memberikan setidaknya setengah dari kekayaan mereka untuk amal dan pada Juli 2013 telah tercatat 113 miliarder telah mendatangani The Giving Pledge yang terdiri dari individu, pasangan, kelompok atau keluarga.
  
Dari tulisan ini banyak ditemukan kata "Filantropi". Mungkin saat ini tidak banyak yang mengetahui arti dari kata tersebut, termasuk saya sendiri sebelum melakukan googling hehehe... Dari yang saya temukan filantropi berasal dari bahasa Yunani yaitu: philein yang berarti cinta dan anthropos yang berarti manusia. Jadi filantropi adalah tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia, sehingga menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain. Istilah ini umumnya diberikan pada orang-orang yang memberikan banyak dana untuk amal. Biasanya, filantropi seorang kaya raya yang sering menyumbang untuk kaum miskin. Selanjutnya saya akan coba kembali share cerita tentang kebaikan sebagai berikut:

Suatu hari Fatimah binti Muhammad sedang jatuh sakit. Selama itu Fatimah dirawat oleh suaminya, Ali bin Abi Thalib. Selama Fatimah sakit Ali tak segan menggantikan tugas beliau sebagai istri, dengan halus Ali bertanya pada Fatimah "Adakah sesuatu yang sedang istrinya inginkan agar cepat sembuh ?"
Sejenak kemudian Fatimah menjawab bahwa ia menginginkan buah delima. Segeralah Ali berangkat ke pasar dan membeli sebuah delima. Sebuah? Ya, karena memang saat itu uang beliau hanya cukup untuk membeli sebuah delima saja
Dalam perjalanan pulang beliau melihat seseorang yang meringkuk sedih di sudut jalan. Setelah percakapan singkat, tahulah beliau bahwa orang tersebut begitu miskinnya hingga sudah dua hari tidak makan. Ali membagi delimanya menjadi dua bagian dan berkata“Tabahkanlah hatimu. Percayalah bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang baik. Bertasbihlah kepada Allah dan ambillah separuh buah ini semoga dapat meringankan penderitaanmu”
Sesampainya di rumah Ali menyerahkan delima yang hanya separuh itu kepada istri tercintanya
Lalu Ali berkisah tentang mengapa delima itu tinggal separuh. Mengetahui kisah itu justru membuat Fatimah lega dan semakin membaik.
Di tengah kegembiraan tersebut, Salman al Farisi bertamu ke rumah mereka sambil membawa sesuatu yang ditutup kain. Setelah mengucap salam, Salman menjelaskan bahwa yang dibawanya adalah sembilan buah delima. Salman berkata “Ini dari Allah, untuk rasul-Nya, dan seterusnya untuk Anda”. Mendengar jawaban tersebut Ali berkata “Tidak mungkin buah itu dari Allah, kalau benar dari Allah maka jumlahnya adalah 10" 
Ali berkata bukankah Allah berfirman “Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya pahala 10 kali lipat amalnya” (Al An’am: 160)
 Lalu Salman pun tersipu sambil mengeluarkan sebuah delima lagi dari lengan bajunya. Dia berkata “Tak terlintas dalam pikiranku untuk mengambil buah delima itu. Sesungguhnya aku bermaksud mengujimu karena begitu seringnya aku mendengar Rasulullah memuji keluasan ilmu dan kecerdasanmu”

Dari cerita tersebut juga kita mengetahui bahwa orang-orang yang dermawan akan di berikan ganjaran atau pahala di sisi Allah. Nah pertanyaannya sekarang setelah kita membaca cerita-cerita tentang berbagai macam kebaikan dan  telah mengetahui pahala dan ganjaran bagi orang yang dermawan, apakah kita masih akan hidup individualistis dan tidak memperdulikan kehidupan orang-orang di sekitar kita ? Sebagai mana kita ketahui masih banyak orang-orang yang kekurangan. Banyak laporan orang-orang kaya di Indonesia semakin kaya, pertumbuhan ekonomi ada di dalam kondisi yang bagus. Mungkin itu benar adanya, tetapi dengan melihat kondisi nyata  masih banyak orang-orang berada dalam kondisi kekurangan dan kesusahan, disini berarti kesenjangan sosial semakin melebar. Melihat kondisi seperti ini saya sangat prihatin dan bertanya-tanya di Indonesia banyak orang semakin kaya, apakah mereka hanya menumpuk kekayaannya saja dan tidak menolong orang-orang yang kesusahan ? Padahal mungkin saja jumlah orang-orang yang kekurangan akan berkurang jika orang-orang kaya menyumbangkan sebagian hartanya kepada mereka.

Dalam kehidupan mereka yang ingin menikmati kebaikan harus memulai dengan menabur kebaikan pada orang-orang di sekitarnya. Jika ingin bahagia, maka mereka harus menabur kebaikan untuk orang lain dan jika mereka ingin hidup dengan kemakmuran, maka mereka harus berusaha meningkatkan taraf hidup orang-orang di sekitarnya. Orang cerdas sejatinya adalah orang yang mencerdaskan orang lain, begitu pula orang yang baik adalah orang yang mau membaikkan orang lain. 

Mungkin saat ini kita tidak berada dalam kondisi yang mempunyai kekayaan berlimpah sehingga bisa menjadi  filantropi seperti Bill Gates, Warren Buffet, Mark Elliot Zuckerberg dan Larry Ellison yang menyumbangkan banyak uang untuk kepentingan kemanusiaan. Tetapi kita setidaknya bisa menjadi filantropi "kecil" yang selalu senang untuk terus membantu orang-orang disekitarnya, bukankah Allah tidak akan memberi batasan bagi hamba-Nya yang ingin membantu dan berbuat kebaikan ? Walaupun kecil,  pasti Allah akan ada ganjaran atau pahala. Untuk itu mulai sekarang mari kita menjadi filantropi-filantropi "kecil" yang bermanfaat bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. Jika kita tidak mempunyai harta untuk disumbangkan, kita masih mempunyai ilmu yang bisa kita bagikan. Jika kita tidak mempunyai ilmu, kita masih mempunyai tenaga yang bisa kita gunakan untuk membantu orang lain. Dan apabila kita tidak mempunyai harta, ilmu dan tenaga, kita masih mempunyai hati yang bisa kita gunakan untuk mendo'akan orang-orang agar mendapatkan kebaikan di kehidupannya.

Selamat menjadi filantropi kecil yang menebarkan kebaikan dimanapun kalian berada . . . . 
on Rabu, 15 Januari 2014
Pernikahan adalah momen yang dinantikan dan terindah dalam kehidupan. Berbicara tentang pernikahan setiap orang pasti mempunyai target masing-masing bagaimana dia menyusun pernikahannya, begitu juga dengan saya. Awalnya saya sendiri tidak percaya telah memasuki fase-fase waktu untuk menghadapi sebuah pernikahan. Rasa-rasanya baru kemarin saya dilahirkan tetapi tidak terasa sekarang saya sudah diharuskan untuk mulai memikirkan dan merencanakan sebuah momen besar bernama pernikahan.

Sebelum berbicara lebih jauh ada sebuah pertanyaan, "Apakah pernah jatuh cinta ?" Tentunya pernah! Walaupun mungkin tidak banyak yang tahu ataupun kebanyakan orang-orang disekeliling mengira dan sering menyebut saya seorang "Homo". Yah itu sebagai salah satu konsekuensi dari perilaku saya mungkin hehehe... Tetapi pada dasarnya saya adalah seorang laki-laki yang normal dan tentunya pernah jatuh cinta kepada lawan jenisnya. Beberapa kali saya jatuh cinta, beberapa kali juga saya pernah berpacaran. Tetapi insyaallah sekarang saya itiqomah menunggu waktu yang tepat untuk menikahi "tulang rusuk yang hilang", walaupun mungkin sampai sekarang saya belum menemukannya hehehe...

Pernikahan merupakan sebuah relationship dimana dapat dianalogikan sebagai sebuah kapal yang berisikan hubungan dua insan, dengan dua orang nahkoda. Kenikmatan itu terjadi ketika kita menemukan orang yang mampu menyatu dengan kita, mau melakukan segala hal dengan bersama-sama, bukannya seorang pemimpin yang dapat menjaga dan mengontrol kita sepenuh waktu, karena relationship dalam pernikahan adalah sebuah tim yang saling mengisi satu sama lain.

Indah sekali memang melihat dan membicarakan tentang pernikahan. Dilihat dari agama pernikahan itu banyak manfaatnya dan kita akan terhindar dari berbagai macam dosa, bahkan dalam pernikahan kita akan mendapatkan banyak pahala. Enak bukan ? hehehe... Terkadang saya berfikir kapan waktu pernikahan saya, siapa yang akan menjadi pasangan atau istri saya nanti ? Apakah orang-orang yang selama ini ada di sekeliling saya atau orang-orang di masa lalu saya atau bahkan orang baru yang akan saya temui di masa depan ? Wallahu a'lam hanya Allah pemilik dan pengatur segalanya yang tahu itu.

Dulu ketika masih sekolah dan kuliah saya mempunyai rencana atau bermimpi ingin menikah di usia yang muda, di usia 20 tahunan awal mungkin hehehe... Alasan saya sangat sederhana. Nanti ketika saya sudah mempunyai anak, saya masih sanggup dan senang melakukan hobby bersama anak-anak saya. Seperti bermain bola basket atau menonton sepak bola yang dimana pada jaman sekolah merupakan kegiatan utama saya selain belajar. Saya sering menghayal ketika anak dan saya sedang bermain basket, istri dan anak saya lainnya akan menjadi suporter utama yang akan selalu menonton dan mendukung kita bermain. Bahagia sekali bukan ? hehehe... Yah, selain itu alasan lain saya ingin menikah muda yaitu ingin merintis dan membangun rumah tangga dari nol bersama-sama istri saya. Bagi kita nanti menikah muda akan membuat lebih awal mengenal mengenai kemandirian, tanggung jawab dan bagaimana saling membantu dan saling mengisi sebagai sebuah tim dalam membangun sebuah keluarga. Semangat saya pun kembali meningkat setelah membaca qoute dalam gambar dibawah ini.


Sekarang saya telah selesai menjalankan pendidikan di sekolah dan universitas, usia 20 tahunan awalpun sudah terlewati tetapi sayangnya saya belum menikah hehehe... Kenapa ? Itu karena rencana dan mimpi yang tidak diikuti oleh persiapan dan action yang saya lakukan. Alasan yang lumrah akan saya katakan, pernikahan itu kan peristiwa besar yang akan saya lewati dan bukan hanya menyangkut diri saya pribadi tetapi akan menyangkut dua keluarga besar. Selain itu pernikahan butuh berbagai macam persiapan seperti finansial, emosional, intelektual, dan sosial. Dimana dari semua itu saya belum memilikinya dan salahnya saya tidak mempersiapkannya dari jauh-jauh hari dan hanya bermimpi saja hehehe... Lebih jauh, pernikahan adalah adalah masalah cinta. Cinta adalah kata lain dari memberi. Memberi adalah pekerjaan. Pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat. Sebab pekerjaan itu harus ditunaikan dalam waktu lama. Pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh. Jangankan untuk mencintai pendamping dan anak-anak saya nanti, untuk mencintai Allah yang telah banyak memberikan banyak nikmat yang berkah pun saya sering lalai. Untuk itu saya masih harus banyak mempersiapkan dan memperbaiki diri.

Pernikahan itu bukan dijalani untuk satu atau dua hari, tetapi sebisa mungkin berlangsung untuk seumur hidup kita. Masing-masing orang mungkin memiliki harapan ingin seperti apa orang yang akan mendampingi kita nanti. Di dalam sebuah buku yang saya baca ada nasehat yang mengatakan "Tetapkan kriteria sehebat mungkin, sesaleh mungkin, sekeren mungkin. Itu merupakan upaya kita untuk membangun keluarga yang hebat, mendidik anak yang saleh, serta menciptakan keluarga kecil yang berkualitas" Mungkin terasa begitu naif karena terlalu sempurna bagi kita. Tetapi meminta dan berdo'alah seperti itu, karena Allah akan sesuai dengan prasangka hamba-nya kepada-nya.

Mungkin suatu hal yang sangat wajar apabila saya memperhatikan fisik sebagai daya tarik untuk menikahi seseorang. Tetapi itu menurut saya bukan hal yang utama karena kecantikan hati, perilaku dan amal perbuatannyalah yang paling penting dari segalanya. Sebagaimana hadist Rasulullah sebagai berikut:

Janganlah engkau peristrikan wanita karena hartanya, sebab hartanya itu  menyebabkan mereka sombong. Dan jangan pula kamu peristrikan wanita karena kecantikannya, karena boleh jadi kecantikannya itu dapat menghinakan dan merendahkan martabat mereka sendiri. Namun peristrikan wanita atas dasar Agamanya. Sesungguhnya budak hitam legam kulitnya tetapi Dienya lebih baik, lebih patut kamu peristrikan.
(HR. Bukhori)

Saya juga ingin mempunyai kriteria yang lebih spesifik mengenai istri saya nantinya. Salah satunya saya mendambakan mempunyai istri yang pintar, tidak terlalu masalah pendidikannya lebih tinggi karena kita masing-masing tetap harus mempunyai peran dan kedudukan yang seimbang satu sama lainnya. Akan sangat mengasyikkan mengobrol topik-topik informasi, pengetahuan, budya, politik dll. yang bisa dibahas bersama tanpa merasa benar atau paling pintar, daripada bergosip atau membahas sinetron yang ga jelas hehehe... Saya senang jika nantinya mempunyai seorang istri yang hanya fokus mengurusi keluarga, senantiasa mendidik anak-anak untuk taat kepada Allah. Mengajarinya dengan aqidah yang benar, menanamkan kecintaan kepada Allah dan Rasul serta menjauhi maksiat dan akhlaq yang buruk. Tetapi saya juga tidak akan membatasi karir istri asalkan tugas utamanya sebagai seorang istri sudah semua terpenuhi dan tugas saya adalah mencari nafkah sekuat tenaga untuk kehidupan keluarga.

Jika pada akhirnya nanti saya bisa menemukan orang yang sesuai dengan kriteria dan saya sangat menyukainya serta mencintainya tetapi bukan jodoh saya, saya tidak akan kecewa dan saya akan benar-benar mendo'akan dari hati yang paling dalam agar dia bahagia menikah dengan orang lain. Akan sangat bersyukur apabila kita mendapatkan istri yang sesuai dengan semua kriteria yang telah ditetapkan. Tetapi sekarang ada yang harus saya pahami, tak perlu mendapatkan seseorang yang sempurna, cukup menemukan orang yang selalu membuat saya bahagia dan membuat saya berarti lebih dari siapapun. Masalahnya itu bukan sempurna atau tidaknya, tapi bagaimana kita bisa menerima ketidaksempurnaan itu dari orang yang kita sayangi karena inti dari mencintai seseorang adalah seberapa yakin atas apa yang kita punya dan seberapa mau kita untuk memperjuangkannya. Cinta juga harus tanpa keraguan dan hanya kenyamanan yang dibagi antara dua orang yang sama-sama yang saling tau bahwa kita ada untuk selamanya.

Tugas saya sekarang adalah memperbaiki diri karena jika saya mengharapkan untuk dipertemukan dengan jodoh yang baik, maka dari sekarang saya harus memuliakan diri. Waktu yang telah berlalu tidak bisa saya ulang, maka saya tidak boleh menyesalinya. Waktu saya mungkin masih banyak sebelum dipanggil oleh Allah, maka sebisa mungkin saya akan berusaha terus mencintai dan mendekatkan diri kepada Allah. Semoga saya istiqomah dan semoga hal ini bukan topeng semata yang dapat membuat orang lain tertarik.

Banyak orang-orang selalu berbicara tentang bagaimana menjadi seorang yang hebat. Bagi saya, cara menentukan orang hebat adalah ketika ia membuat orang lain di sekitarnya menjadi lebih baik dan bisa mengispirasi orang lain. Komitmen saat belajar kehidupan dan dedikasinya sepanjang waktu. Dia memberikan segalanya saat bersama dengan keluarga. Itu juga yang ingin sekali saya lakukan jika nanti berkeluarga. Saya bermimpi menjadi kepala keluarga yang berhasil dalam mengurusi keluarganya, karena dengan begitu maka keberhasilan yang lain akan mengikuti.

Saya mendapatkan quote yang menarik seperti dalam gambar dibawah ini:


Seperti yang disebutkan dalam gambar, sudah ada banyak wanita yang mau dinikahi oleh lelaki mapan tetapi yang luar biasa adalah wanita yang mau berjuang dari bawah membangun rumah tangga dengan suaminya. Kondisi saya saat ini masih jauh dari kata mapan. Pertanyaannya adalah bagaimana apabila ada wanita yang mengungkapkan cintanya  kepada saya dan sesuai dengan kriteria yang saya tetapkan, apakah saya akan segera menikah ? Jawabnya adalah tidak, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Perkara tentang pernikahan tidak hanya tentang finansial semata. Ini merupakan sesuatu hal yang besar dalam kehidupan, jadi saya ingin semuanya siap terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menikah. Jika memang wanita tersebut benar-benar memilih saya, saya akan meminta bersabar menunggu sampai pada akhirnya saya siap untuk menikahinya.

Kalau memang kau pilihkan aku
Tunggu sampai aku datang 
Nanti kubawa kau pergi kesyurga abadi
Kini belumlah saatnya aku membalas cintamu
Nantikanku dibatas waktu

Pages

@IoAddakhil. Diberdayakan oleh Blogger.