Mereka Memanggil Saya "Homo"

on Sabtu, 02 Februari 2013
Saya belajar menulis lagi, yah di mulai dari cerita dan pikiran diri sendiri sih. Sekarang bulan Februari. Bulan yang identik dengan cinta, di bulan ini juga saya lahir dari rahim seorang wanita. Wanita ? yah seorang wanita yang diciptakan oleh Allah sebagai pasangan dan pelengkap dari seorang laki-laki. Dari rahim wanita inilah saya, kamu, dan kita semua bisa berada sampai disini sampai sekarang.

Suatu malam di bulan yang identik dengan cinta ini saya akan mencoba untuk bercerita, tentunya bercerita tentang cinta. Banyak definisi untuk mencoba mengartikan dari kata cinta. Saking banyaknya definisi dari cinta, saya tidak tahu definisi dari cinta tersebut apa. Tetapi bagi saya jika kita mampu untuk mendedikasikan semua rasa yang ada pada satu tujuan serta menyatukan semua perbedaan yang ada menjadi suatu yang sama, cinta itu namanya. Cinta, yah cinta itu memang sangat universal. Setiap manusia di dunia pasti mempunyai cinta yang bisa di tunjukkan kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya, seperti; keluarga, teman, sahabat atau bahkan lawan jenisnya.

Saya adalah seorang laki-laki, di usia 20-an tahun ini cinta adalah suatu hal yang lumrah di dengar atau di temui. Di usia 20-an tahun adalah usia yang bisa di bilang hampir dewasa atau bahkan sudah dewasa, di usia seperti itu tentunya merupakan suatu hal yang normal apabila membicarakan tentang cinta kepada lawan jenis.

Saya adalah seorang laki-laki dan sampai sekarang banyak orang sering memanggil saya Maho yang merupakan singkatan dari Manusia Homo. Nyeleneh dan sedikit serem sih. Apa boleh buat, dari keluarga sampai teman-teman memanggil saya seperti itu. Tetapi saya tahu, itu hanya becandaan dari mereka. Ada ikan tentunya ada air, ada akibat tentunya ada sebab, mereka memanggil saya homo tentu ada sebabnya. Yah mungkin di mulai dari keluarga dan teman-teman yang  hampir tidak pernah melihat saya berpacaran atau dekat dengan lawan jenis, sampai perilaku yang menyiratkan bahwa saya memang seorang homo. Itu semua adalah perpaduan yang pas untuk membentuk opini orang-orang bahwa saya adalah benar-benar seorang homo!

Bagi saya, banyak orang-orang terdekat saya yang menyebut saya homo adalah suatu hal yang saya anggap becandaan aja sih. Asal jangan dijadikan sebuah do'a saja, karena memang saya adalah laki-laki yang normal. Yah memang saya sering berprilaku layaknya seorang homo beneran, tapi itu hanya sebuah selenehan untuk membalas becandaan dari keluarga dan teman-teman. Untuk masalah saya tidak pernah kelihatan berpacaran memang ada benarnya juga, tapi itu merupakan sebuah pilihan dari saya. Seperti halnya seseorang yang memutuskan untuk menjalin hubungan dengan cara berpacaran, pastinya mereka terlebih dahulu memperhitungkannya dan kemudian mereka membuat pilihan untuk berpacaran. Begitupun saya  tidak berpacaran adalah keputusan yang saya pilih, tetapi tentunya saya juga pernah merasakan berpacaran.

Seperti yang di jelaskan sebelumnya, tidak berpacaran adalah merupakan sebuah pilihan. Pilihan untuk tidak berpacaran tentunya didasarkan dari banyak pertimbangan, hal yang paling besar di pertimbangkan adalah kapasitas diri yang dimiliki. Sebenarnya dengan rasio wanita lebih banyak daripada laki-laki di dunia ini tentunya itu adalah sebuah peluang untuk mendapatkan wanita yang di inginkan sebagai pacar, terlebih dengan latar belakang saya yang semasa sekolah di SMA adalah seorang Ketua OSIS dan Atlet Basket serta di dunia perkuliahan merupakan salah satu mahasiswa yang aktif tentunya merupakan poin plus yang dimiliki. Bukan bermaksud untuk menyombongkan diri, tetapi itulah adanya dan mungkin yang dijadikan orang-orang di sekeliling saya sebagai alasan untuk menyebut saya seorang homo. Sekali lagi, kapasitas diri merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan.
Saya tidak pernah tahu apakah yang saya harapkan akan benar-benar terjadi. Tetapi ketika di tanya pendapat saya tentang seorang wanita yang menarik perhatian saya, hal pertama yang dilihat adalah fisik dan itu tidak bisa dibohongi. Dari situ barulah isi pembicaraannya, seorang wanita harus mempunyai tujuan hidup. Dia harus care untuk bidang yang diminatinya, entah itu soal makanan, sosial, politik atau fashion. Disitulah daya tarik dari seorang wanita. Selain hal tadi, seorang wanita secara intelektual juga harus memadai dan jika menjadi seorang ibu dia adalah ibu yang baik bagi anak-anaknya. Saya berharap pasangan nanti sempurna seperti begitu, itu mimpi saja sih.

Saatnya menanyakan kepada diri sendiri, apakah kapasitas diri yang dimiliki pantas mendapatkan mimpi-mimpi tersebut tadi ? Sepertinya belum atau bahkan tidak yah. Masa depan adalah bagi mereka yang percaya pada keindahan mimpi mereka. Suatu saat mungkin mimpi saya tadi akan terwujud, saat ini saya sedang tertarik kepada seorang wanita yang mungkin hampir menyamai mimpi saya tadi. Saat ini kita tidak saling bertemu dan kita juga tidak saling berkomunikasi satu sama lain. Tetapi itulah yang membuat saya tertarik pada dirinya, hanya tertarik.

Saya tidak tahu jodoh saya nanti siapa, apakah orang yang menarik perhatian saya saat ini atau orang lain yang Allah akan pertemukan suatu saat nanti. Soal apakah mimpi saya akan sama-sama menjadi nyata atau tidak biar Allah yang menentukan. Saya tidak akan dapat mengendalikan apa yang akan terjadi, saya hanya dapat mengendalikan cara saya menanggapi apa yang telah terjadi. Saya akan terus menjalankan apa yang saya yakini, sampai akhirnya saya berhenti ketika saya merasa yang jalani adalah suatu hal yang salah dan pada dimana sampai pada kondisi saya tidak bisa berbuat apa-apalagi. Allah pasti tau yang terbaik buat saya.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung dan silahkan berkomentar :)

Pages

@IoAddakhil. Diberdayakan oleh Blogger.