Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

on Senin, 11 Agustus 2014
Berikut ini adalah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen menurut para ahli:

Arthur J. Keown. et al.  (2010:227) menyatakan bahwa beberapa pertimbangan praktis yang dapat mempengaruhi keputusan pembayaran dividen yaitu:
a. Posisi likuiditas perusahaan
b. Aksebilitas ke pasar modal
c. Tingkat inflasi
d. Pembatasan legal
e. Stabilitas pendapatan
f. Keinginan investor untuk mempertahankan kontrol atas perusahaan

C. Van Hore dan John M. Wachowicz (2007:280) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, yaitu:
1. Aturan-aturan Hukum
Hukum badan perusahaan memutuskan legalitas distribusi apa pun kepada para pemegang saham biasa perusahaan. Aturan-aturan hukum ini berkaitan dengan penurunan nilai modal, insolvensi (kebangkrutan), dan penahanan laba yang tidak dibenarkan. 
2. Kebutuhan Pendanaan Perusahaan
Menentukan arus kas dan posisi kas perusahaan yang akan terjadi ditengah ketiadaan perubahan kebijakan dividen. Selain melihat perkiraan hasil, harus dipertimbangkan juga risiko bisnis agar bisa mendapatkan kisaran hasil arus kas yang mungkin terjadi.
3. Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen. Karena dividen menentukan arus kas keluar, semakin besar posisi kas dan keseluruhan likuditas perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 
4. Kemampuan untuk Meminjam
Posisi yang likuid tidak hanya merupakan cara untuk memberikan fleksibilitas keuangan dan melindungi dari ketidakpastian. Jika perusahaan memiliki kemampuan untuk meminjam dalam jangka waktu yang relatif singkat, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut fleksibel secara keuangan. 
5. Batasan-batasan dalam Kontrak Utang
Syarat perjanjian utang (covenant) sebagai pelindung dalam kesepakatan obligasi atau perjanjian peminjaman sering kali meliputi batasan untuk pembayaran dividen. Batasan tersebut ditentukan oleh pihak pemberi pinjaman untuk menjaga kemampuan perusahaan membayar utang. 
6. Pengendalian
Jika suatu perusahaan membayar dividen dalam jumlah yang cukup besar, maka perusahaan perlu mengumpulkan modal di kemudian hari melalui penjualan saham agar dapat membiayai berbagai peluang investasi yang menguntungkan. Berdasarkan situasi semacam ini, pihak yang memiliki kendali atas perusahaan (controlling interest) dapat terdilusi jika pemegang saham mayoritas tidak dapat memesan saham tambahan. 

Lukas Setia Atmaja (2008:291) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen dalam menentukan kebijakan dividen antara lain:
1. Perjanjian Utang
Pada umumnya perjanjian utang antara perusahaan dengan kreditor membatasi pembayaran dividen. Misalnya, dividen hanya dapat diberikan jika kewajiban hutang telah dipenuhi perusahaan dan rasio-rasio keuangan menunjukkan dalam kondisi sehat. 
2. Pembatasan dari Saham Preferen
Tidak ada pembayaran dividen untuk saham biasa jika dividen saham preferen belum dibayar.
3. Tersedianya Kas
Dividen berupa uang tunai (cash dividen) hanya dapat dibayar jika tersedia uang tunai yang cukup. Jika likuiditas baik, perusahaan dapat membayar dividen.
4. Pengendalian
Jika manajemen ingin mempertahankan kontrol terhadap perusahaan, ia cenderung segan untuk menjual saham baru sehingga lebih suka menahan laba guna memenuhi kebutuhan dana baru. Akibatnya dividen yang dibayar menjadi kecil. Faktor ini menjadi penting pada perusahaan yang relatif kecil.
5. Kebutuhan Dana untuk Investasi
Perusahaan yang berkembang selalu membutuhkan dana baru untuk di investasikan pada proyek-proyek yang menguntungkan. Sumber dana baru yang merupakan modal sendiri (equity) dapat berupa penjualan saham baru dan laba ditahan. Manajemen cenderung memanfaatkan laba ditahan karena penjualan saham baru menimbulkan biaya peluncuran saham (floation cost). Oleh karena itu, semakin besar kebutuhan dana investasi, semakin kecil dividen payout ratio.
6. Fluktuasi Laba
Jika laba perusahaan cenderung stabil, perusahaan dapat memberikan dividen yang relatif besar tanpa takut harus menurunkan dividen jika laba tiba-tiba merosot. Sebaliknya jika laba perusahaan berfluktuasi, dividen sebaiknya kecil agar kestabilan terjaga. Selain itu perusahaan dengan laba yang berfluktuasi sebaiknya tidak banyak menggunakan utang guna mengurangi resiko kebangkrutan. Konsekuensinya: laba ditahan menjadi besar dan dividen mengecil.

Timoty J. Gallagher dan Joseph D. Andrew (2007:458) menyatakan kebijakan dividen didasarkan pada kebutuhan perusahaan untuk dana, posisi kas perusahaan, prospek keuangan masa depan, harapan pemegang saham, dan pembatasan kontrak dengan mana perusahaan mungkin harus mematuhinya. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen:
1. Kebutuhan Dana
Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham menggunakan dana perusahaan jika tidak bisa berinvestasi. Oleh karena itu, perusahaan yang berjalan dengan kekurangan uang tunai atau dengan peluang investasi modal yang cukup mungkin memutuskan untuk membayar dividen sedikit atau bahkan tidak. Atau, mungkin ada kelimpahan uang tunai atau kelangkaan proyek penganggaran modal yang baik yang tersedia. Hal ini bisa mengakibatkan pembayaran dividen sangat besar.
2. Ekspektasi Manajemen dan Kebijakan Dividen
Jika manajer perusahaan melihat masa depan sebagai relatif cerah, di satu sisi, mereka mungkin mulai membayar dividen besar dalam mengantisipasi mampu menjaga mereka pada saat-saat yang baik ke depan. Di sisi lain, jika manajer percaya bahwa saat buruk akan datang, mereka mungkin memutuskan untuk membangun cadangan kas perusahaan untuk keselamatan bukannya membayar dividen.
3. Preferensi Pemegang Saham
Menginvestasikan kembali pendapatan internal, bukannya membayar dividen, akan mengakibatkan harga saham yang lebih tinggi dan persentase yang lebih besar dari total return pemegang saham biasa menerima yang berasal dari capital gain. Capital gain adalah keuntungan yang diterima oleh investor ketika harga aset modal, seperti saham biasa, meningkat.
4. Pembatasan Pembayaran Dividen
Sebuah perusahaan mungkin memiliki pembatasan pembayaran dividen indentures obligasi ada atau perjanjian pinjaman.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Boleh minta daftar pustaka nya??

Unknown mengatakan...

Boleh minta daftar pustaka nya

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung dan silahkan berkomentar :)

Pages

@IoAddakhil. Diberdayakan oleh Blogger.