Selamat Jalan Panglima

on Sabtu, 23 Agustus 2014
Sepak bola adalah olah raga popular di dunia ini. Tidak mungkin di dunia tidak ada yang mengenal olah raga satu ini, orang-orang di perkotaan sampai pedesaan pasti mengenalnya. Seperti olah raga lain pada umumnya, sepak bola memiliki pendukung yang setia mendukungnya atau lazim disebut dengan suporter sepak bola. 

Sebagai seorang pecinta sepak bola pasti orang-orang mempunyai tim yang di idolakan dan di support-nya. Sebagai orang yang lahir di Jawa Barat khususnya di Bandung sudah bisa dipastikan dia akan menjadi seorang pengidola klub sepak bola Persib Bandung atau yang lumrah disebut Bobotoh. Bisa di analogikan seperti anak yang lahir dari rahim seorang ibu beragama islam pasti anaknya pun akan beragama islam. Menjadi suporter Persib Bandung adalah sebuah warisan bagi orang Jawa Barat atau Bandung.

Begitupun dengan saya. Sejak mengenal olah raga sepak bola, sejak itu pula saya menjadi seorang Bobotoh Persib. Saya masih ingat setiap sore diakhir pekan selalu menunggu pertandingan Persib di TVRI Jawa Barat. Persib adalah hiburan utama bagi orang Bandung dan Jawa Barat, setiap Persib bertanding sudah hamper dipastikan jalan-jalan di Kota Bandung akan sepi. Orang-orang akan pergi ke stadion atau diam di rumah untuk menonton Persib.

Persib dan Bobotoh tidak bisa dilepaskan dari Viking Persib Club, Viking adalah satu kumpulan organisasi supporter Persib terbesar. Saking besarnya anggotanya tidak hanya berasal dari Bandung atau Jawa Barat saja, tetapi seluruh Indonesia bahkan dunia. Mengenai Viking tidak bisa dilepaskan dari seorang bernama Suparman atau yang biasa dipanggil Ayi Beutik. Beliau adalah penggagas berdirinya Viking Persib Club bersama beberapa teman lainnya pada tahun 1993. Beliau bukan seorang ketua ataupun jabatan lain di struktur kepengurusan di Viking, tetapi beliau adalah seorang Panglima Viking yang disegani oleh anggota-anggotanya.


Sehari menjelang partai Persib melawan Persija Jakarta tepat dua minggu yang lalu keluarga besar Persib Bandung dirundung duka. Ayi Beutik, Panglima Viking yang disegani meninggal dunia. Mang Ayi, demikian sapaan rekan-rekannya menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Advent Bandung  sekitar pukul 13.00 WIB. Beliau masuk rumah sakit beberapa hari sebelum Idul Fitri. Sempat diboyong ke RS Halmahera sebelum dipindahkan ke RS Advent. Mang Ayi mengalami penipisan bantalan tulang belakang dan syaraf punggungnya tertekan akibat tipisnya bantalan tulang.  Meninggalnya Mang Ayi merupakan kehilangan besar bagi seluruh pecinta Persib Bandung. 

Mang Ayi Beutik merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung jurusan Geodesi berkat background sebagai pemanjat tebing dan kemampuannya dalam hal pemetaan, beliau pernah bekerja pada bagian pemetanaan di sebuah perisahaan konsultan asing. Tetapi pekerjaannya tersebut beliau tinggalkan semata-mata demi untuk selalu bisa mendukung Persib Bandung. Mang Ayi menikah pada saat umurnya 37 tahun, beliau meninggalkan seorang istrinya bernama Nia Dasmawati yang merupakan seorang guru SD dan dua orang anak yang bernama Jayalah Persibku dan Usab Perning, nama kedua anaknya itu diberikan  karena kecintaannya pada Persib Bandung.

Dimasa hidupnya Mang Ayi bersama Yana selalu hadir di stadion memandu bobotoh di tribun timur untuk menyerukan dukungan terhadap Persib. Sosok Mang Ayi ini memang agak lain daripada yang lain, kadang-kadang ia berlaku urakan dan terkesan semau gue di stadion. Saat mendukung tim kesayangannya ia sering berpakaian nyentrik. Teriakan-teriaknnya membuat stadion menjadi berwarna. Setiap ada bentrokan, ia selalu berdiri dibarisan paling depan. Keberanian inilah yang membuatnya menjadi sosok panglima bagi Viking. Salah satu pendiri Viking ini memiliki loyalitas yang sangat tinggi pada Persib. Hal ini terlihat dari dukungnnya di setiap pertandingan. Telah banyak pengorbanan yang telah ia berikan untuk Persib dan Viking, bukan hanya materi melainkan juga kepentingan pribadinya. Mang Ayi beberapa kali ditahan karena membela harga diri Persib yang akhirnya berbuah kerusuhan. Sosok yang kontroversial ini membuatnya semakin disegani oleh suporter lawan.

Dengan segala kontroversinya, Ayi Beutik adalah nama penting dalam sejarah perkembangan dunia suporter sepakbola di Indonesia. Suka atau tidak, dia telah mewarnai tribun stadion di Indonesia dengan caranya sendiri. Saat pengaruh gaya suporter Eropa belum mewabah di Indonesia, Ayi, Heru Joko dan para kompatriotnya di Viking sudah lebih dulu memperkenalkan aroma cadas dan keras di tribun stadion. Menuliskan sejarah perkembangan dunia suporter sepakbola tanpa sekali pun menyebutkan namanya praktis merupakan hal yang mustahil.

Sekarang beliau telah meninggalkan kita. Selamat jalan panglima, semoga engkau tenang di alam sana dan di tempatkan di tempat yang terbaik, perjuangan ini akan kami teruskan sampai mati. Yah, sampai mati

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung dan silahkan berkomentar :)

Pages

@IoAddakhil. Diberdayakan oleh Blogger.